tirto.id - Contoh cerita pengalaman liburan sekolah dapat dijadikan bahan referensi siswa SD ketika diminta guru menceritakan pengalamannya selama liburan.
Siswa Sekolah Dasar (SD) umumnya akan diminta menceritakan pengalaman libur sekolah saat hari pertama masuk sekolah. Cara menceritakannya pun dapat berupa diminta maju di hadapan teman-teman dan ada pula yang diminta untuk menulis cerita pengalaman liburan sekolah dalam bentuk cerpen.
Cerpen merupakan salah satu wujud karya sastra yang dapat dibaca sekali duduk. Penulisan cerpen biasanya dapat disesuaikan dengan momentum tertentu, seperti penulisan cerpen dalam rangka hari ibu atau pun cerpen tentang hari raya Idul Fitri.
Cerita pengalaman liburan sekolah dalam bentuk cerpen dapat dikemas dengan cara yang sederhana dan ringan karena ceritanya berangkat dari pengalaman nyata penulis. Terkait jumlah, menurut KBBI cerpen memiliki panjang kurang dari 10.000 kata.
Cerpen yang berisi cerita pengalaman liburan sekolah dapat dirangkai dengan lebih sederhana. Tak lupa siswa dapat menyampaikan amanat atau pesan ketika menceritakan pengalaman liburan sekolahnya.
Sebagian besar Sekolah Dasar di Indonesia mulai melaksanakan kegiatan pembelajaran pada 17 Juli 2023. Hari pertama masuk sekolah menjadi awalan bagi siswa untuk menyambut semester baru dan berada di jenjang tingkatan kelas yang baru pula.
Bagi siswa lama, hari pertama sekolah akan menjadi kenangan berharga karena mengawali pengalamannya sebagai siswa dengan tingkatan kelas yang lebih tinggi. Salah satu kegiatan yang diisi oleh guru saat hari pertama masuk sekolah adalah dengan meminta siswa menceritakan pengalaman liburan sekolah.
Contoh Cerita Pengalaman Liburan Sekolah
Contoh cerita pengalaman liburan sekolah menjadi gambaran tersendiri bagi siswa ketika mereka diminta menceritakan pengalamannya saat liburan berlangsung. Apalagi mereka telah melalui waktu kurang lebih tiga pekan selama liburan sehingga akan menyenangkan ketika berbagi cerita di kelas bersama teman-teman.
Waktu liburan biasanya diisi oleh siswa untuk bertamasya bersama keluarga, seperti mengunjungi kebun binatang, ke rumah nenek, ke taman bermain, dan lain-lain. Pengalaman selama liburan sekolah dapat dijadikan cerita menarik untuk dibagikan dengan teman-teman di sekolah. Berikut adalah contoh cerita pengalaman liburan sekolah oleh Esha Tegar Putra yang disusun dalam bentuk buku bacaan untuk anak SD kelas 4, 5, 6.
Selain contoh cerita pengalaman yang tersedia pada tautan di atas, Anda dapat menyimak contoh cerita pengalaman liburan sekolah berikut.
PENGALAMAN WAKTU LIBURAN SEKOLAH
Oleh Dwi Kirana Salsabilla
Hari ini aku bahagia karena akan berlibur di rumah nenek di desa. Aku sangat senang karena bertemu kakek dan nenek yang memang sudah lama tidak aku jumpai. Kota ini berada dekat dengan pegunungan jadi hawanya dingin dan sejuk. Aku dan keluarga sampai juga di Kota Kutoarjo pada pukul 12.00 WIB. Turun dari bus, perutku terasa lapar dan haus. Ayah mengajak kami pergi mencari makan siang di daerah sekitar pasar dekat terminal. Di sana banyak sekali penjual makanan kaki lima. Mulai dari bakso dan makanan khas Kota Kutoarjo yaitu Kupat Tahu.
Makanan khas ini terdiri dari tahu dan kupat yang dipotong lalu disiram kuah kecap dengan taburan bawang goreng dan seledri segar.
Hmmmmm enaknya…, batinku sambal menelan ludah.
Selesai makan kami mencari angkutan umum agar segera sampai di rumah, kami sudah letih sekali. Sesampai di rumah nenek, ternyata sudah banyak saudara yang menunggu kedatanganku dan keluarga.
“Wah ramai juga yang datang, ya Yah…,” kataku.
Setelah bersalam-salaman dengan saudara dan juga tetangga, kami langsung bergegas istirahat. Sementara aku langsung bermain bersama adik sepupu. Aku bermain di sawah. Saat bermain di sana ada teman saudaraku. Aku diperkenalkan kepada beberapa teman-temannya dan kami bermain dengan seru sekali. Ternyata bermain di sini sangatlah menyenangkan. Salah satu permainan yang seru adalah saat kami bermain di dekat air terjun di sana ada sungai kecil yang biasa dipakai saudara ku dan teman-temannya berenang, sesaat aku ragu untuk masuk ke sungai itu karena aku tidak begitu mahir berenang.
“Ica, lihat sini kita berenang yuk airnya segar,” ujar Siska saudaraku.
Ayah sering kali menceritakan kepadaku saat kecil sering bermain air dan berenang di sungai kecil ini. Jika liburan sekolah ayah dan teman-temannya bisa seharian bermain di sini. Aku jadi penasaran juga sih, bagaimana asyiknya bermain air.
“Huuuuu anak kota seperti dia, mana berani loncat berenang ke sungai,” celetuk salah satu anak dari belakang.
Jadi sebel juga sih, mendengar dia berbicara seperti itu. Ini kan pengalaman pertamaku jadi ya wajar kalo aku ragu dan sedikit takut. Memang jika di rumah aku lebih sering bermain gadget dan menonton televisi. Karena di Surabaya tidak ada sungai dan air terjun seperti ini. Jadi jika aku tidak mencoba sekarang pasti akan menyesal.
Sebenarnya Ayah sering mengingatkan aku untuk mulai belajar berenang. Ayah bilang berenang itu bisa melatih keberanian dan rasa percaya diri. Tapi aku tetap saja mengelak dan sering bilang.
“Nanti ya Ayah, kan aku sering dapat banyak PR dari sekolah,” alasanku.
Sekarang aku baru sadar bahwa ajakan Ayah untuk belajar berenang memang penting, jadinya sekarang aku kurang percaya diri. Aku pun berjanji, mulai sekarang jika Ayah mengajak aku berolahraga aku akan segera melakukan saran Ayah. Entah kenapa aku suka menunda–nunda, aku harus berubah lebih baik dan lebih disiplin diri. Aku segera tersadar dari lamunan dan menjawab ejekan dari teman–teman yang sudah menunggu aku untuk terjun dari tepi sungai.
“Yeeee … siapa takut, aku berani ko,” sahutku.
Aku akan buktikan bahwa anak kota macam aku adalah anak yang pemberani dan harus melawan rasa takut dan juga ragu-ragu. Kemudian siska menunggu dan menyemangatiku dari dalam sungai.
“Oke, siap-siap ya awas wonder women meluncur,” kataku.
Byuuurrrr … suara gemericik air sungai saat aku melompat masuk.
“Ica, kamu emang keren…!” pekik teman teman yang lain.
Seharian kami bermain dan tertawa-tawa sampai tidak terasa kalau kami sudah melewati waktu berjam-jam. Saat perut terasa kami berlarian menuju kebun. Di kebun ini kami memetik buah buahan yang banyak macamnya mulai dari buah rambutan, sawo, apel, dan juga buah jeruk.
Wah… enak sekali kalo mau makan buah tinggal petik ya… batinku
Di sini aku menginap selama 3 hari, Ayah pulang keesokan hari setelah mengantar aku dan kakakku. Karena ayah harus kembali bekerja di kota dan tidak bisa berlama – lama di desa. Selama liburan di rumah nenek ternyata berat badanku jadi bertambah, itu karena aku banyak makan masakan nenek yang rasanya memang enak sekali. Nenek membuat masakan khas keluarga kami, yaitu kupat sayur dan ayam bumbu kuning. Biasanya disebut dengan bumbu Terik.
“Hmmmmm…ini enak banget nek…,” kataku sambal nyengir. Sementara nenek hanya tersenyum mendengar perkataanku
Setelah beberapa aku menginap, saatnya aku pulang ke Surabaya karena memang waktu liburan sekolah sudah habis. Hari terakhir di rumah nenek, pakde mengajak aku pergi naik mobil ke suatu tempat. Setelah sampai disana aku melihat banyak sekali sapi, ternyata itu adalah peternakan sapi dan kambing milik pakde di desa. Disana aku diajari cara memerah susu dan meminum susu sapi segar. Sepulang dari peternakan sapi pada malam hari aku diajak melihat pasar malam. Disana aku dan saudaraku, bermain roda gila setelah itu beli jajan lalu aku pulang karena lelah aku tertidur.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Yulaika Ramadhani