tirto.id - Setiap 1 Juni, bangsa Indonesia merayakan Hari Lahir Pancasila.
Tahun ini, pemerintah lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) meluncurkan tema peringatan Hari Lahir Pancasila 2023, “Gotong Royong Membangun Peradaban dan Pertumbuhan Global.”
Hari Lahir Pancasila mewujud dari sejarah panjang yang menjadi bagian perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan jati dirinya.
Secara singkat, sejarah Hari Lahir Pancasila diawali dari orasi Presiden Soekarno dalam sidang kedua BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan.
Dalam orasi yang membangkitkan semangat itu, Soekarno menjelaskan makna dasar negara yang ia sebut dengan Pancasila. Soekarno mengatakan bahwa Panca berarti lima dan Sila berarti prinsip atau asas.
Dengan tegas dan jelas, Soekarno menuturkan bahwa dasar negara Indonesia ada lima, yaitu:
- Sila Pertama adalah “Kebangsaan”
- Sila Kedua adalah “Internasionalisme atau Perikemanusiaan”
- Sila Ketiga adalah “Demokrasi”
- Sila Keempat adalah “Keadilan Sosial”
- Sila Kelima adalah “Ketuhanan yang Maha Esa”
Cara Menanamkan Nilai-nilai Pancasila pada Anak
Agar nilai-nilai Pancasila yang luhur ini dapat terus tertanam di diri anak-anak, berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda, sebagai orang tua, lakukan, sebagaimana dilansir laman Fakultas Hukum Universitas Medan Area.
1. Secara teratur mengajak anak melakukan ibadah secara bersama-sama
Sila Pertama Pancasila mengandung nilai tentang Ketuhanan. Sila Pertama ini mengajak orang tua agar sedari dini mengenalkan nilai-nilai Ketuhanan, religiositas serta spiritualitas kepada anak.
Cara paling mudah dan cukup efektif untuk mengenalkan nilai-nilai itu adalah dengan mengajak anak-anak beribadah bersama secara teratur.
Selain beribadah di tempat ibadah, orang tua juga bisa mengajak anak beribadah secara rutin di rumah masing-masing, seperti berdoa sebelum makan, sebelum tidur atau berbagai aktivitas keseharian lainnya.
2. Mengunjungi kerabat, sahabat dan tetangga
Sila Kedua Pancasila mengandung makna humanisme. Dengan melakukan kunjungan kepada kerabat, sahabat atau tetangga, orang tua akan mengajarkan kepada anak tentang nilai-nilai empati, simpati, solidaritas dan saling membantu antar sesama manusia.
3. Mengundang teman untuk mengerjakan PR bersama
Sila Ketiga Pancasila mengandung makna persatuan. Lewat sila ini, orang tua diajak untuk mengajarkan anak mereka agar mudah bergaul dengan siapa saja, terutama teman-teman mereka dari status sosial mana saja.
Salah satu cara untuk menanamkan nilai ini adalah mengajarkan anak agar mengajak kawannya mengerjakan PR, belajar bersama atau bermain bersama.
Dengan mengerjakan tugas bersama atau bermain bersama, terutama yang mengutamakan kerjasama, anak diajarkan pada nilai-nilai kebersamaan dan kesetiakawanan.
4. Bebaskan anak untuk berbicara sesuai dengan apa yang ada di pikirannya
Sila Keempat dari Pancasila adalah tentang musyawarah mufakat.
Sila keempat ini melatih orang tua agar mau memberikan kebebasan dan kesempatan pada anak untuk berbicara. Termasuk membebaskan anak mengutarakan apa yang ia inginkan.
Cara paling sederhana adalah, tanyakan kepada anak Anda, tentang menu makan malam. Lalu biarkan anak Anda mengeluarkan pendapatnya.
Dari situ, Anda bisa menanggapi pendapat anak, lalu beri pertimbangan yang masuk akal, apakah pendapat anak bisa dipenuhi atau tidak.
5. Melatih anak untuk berbagi dengan teman
Sila Kelima Pancasila bicara tentang keadilan. Salah satu cara sederhana yang bisa dilakukan orang tua untuk menanamkan nilai keadilan adalah dengan mengajarkan anak berbagi dengan orang lain.
Misalnya, anak Anda dilatih untuk berbagi bekal makanan bila ada porsi yang lebih. Selain itu, anak Anda juga diingatkan terus untuk tidak membeda-bedakan teman, apapun latar belakangnya, dan mau bermain dengan siapa saja.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno