Menuju konten utama

448 Rumah di Tegal Rusak akibat Gerakan Tanah

BNPB merinci rumah rusak berat 174 unit, rusak sedang 189 unit, dan rusak ringan 85 unit akibat gerakan tanah di Tegal, Jateng.

448 Rumah di Tegal Rusak akibat Gerakan Tanah
Ilustrasi bencana gerakan tanah. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/wsj.

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan kejadian gerakan tanah yang terjadi di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, merusak 448 rumah. Fenomena ini sudah berlangsung sejak Jumat (11/2/2022) hingga Selasa (16/2/2022) pukul 19.00 WIB.

BNPB merinci rumah rusak berat 174 unit, rusak sedang 189 unit, dan rusak ringan 85 unit.

"Gerakan tanah terjadi di dua desa, yaitu Desa Dermasuci di Kecamatan Pangkah dan Desa Padasari di Kecamatan Jatinegara," kata Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB melalui keterangan tertulis, Rabu (16/2/2022).

Kerusakan rumah ini mengakibatkan 569 jiwa mengungsi ke fasilitas pendidikan, tenda pengungsian, rumah keluarga maupun warga sekitar.

BPBD bersama dengan dinas terkait, TNI, Polri, PMI, organisasi non-pemerintah, dan relawan membantu warga yang mengungsi akibat gerakan tanah. Mereka menyiapkan dapur umum, MCK portabel dan mobil tangki air untuk sanitasi.

"Gerakan tanah ini juga mengakibatkan kerugian material lainnya berupa fasilitas pendidikan rusak ringan 2 unit, rusak berat 1 unit, pondok pesantren rusak berat 1 unit, kantor desa rusak ringan 1 unit dan tempat ibadah rusak ringan 3 unit," tambah Muhari.

Laporan awal yang diterima oleh Pusdalops BNPB menyebutkan gerakan tanah ini dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi pada Jumat lalu. Hujan ini berdurasi panjang dari Jumat hingga Sabtu pukul 01.00 WIB. Fenomena ini teramati pertama kali terjadi di Desa Dermasuci.

Sementara itu, wilayah yang terdampak gerakan tanah, Kecamatan Pangkah dan Jatinegara, merupakan kecamatan yang memang berpotensi terjadi bencana tersebut.

Berdasarkan kajian wilayah dengan potensi gerakan tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pada Februari 2022, dua wilayah tersebut berada pada kategori menengah hingga tinggi.

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga dalam menghadapi bahaya gerakan tanah saat puncak musim hujan.

"Kondisi tanah yang labil juga dapat memicu terjadinya gerakan tanah atau tanah longsor. Warga dapat melakukan pengecekan kondisi lingkungan sekitar untuk mengetahui potensi bahaya tersebut sejak dini," kata Muhari.

Baca juga artikel terkait PERGERAKAN TANAH atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan