tirto.id - Sedikitnya 21.337 personel kepolisian akan diterjunkan guna melakukan pengamanan dalam rangkaian Pilkada Serentak yang akan diselenggarakan pada 2018 di wilayah Jawa Barat, demikian yang disampaikan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Martoyo.
Irjen Agung mengatakan jumlah tersebut nantinya akan ditambah dengan pengamanan dari TNI sebanyak 2.700 personel dan masih ditambah dari Linmas. Hal tersebut disampaikannya di sela-sela Apel Kasatwil 2017 yang digelar di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (10/10/2017).
Sebelumnya Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian telah mengatakan beberapa wilayah yang harus diwaspadai sebab disinyalir rawan terjadi konflik saat pelaksanaan Pilkada 2018 diantaranya Jawa Barat, Kalimantan Barat, serta Papua.
Irjen Agung memaparkan, tahapan Pilkada yang dinilai rawan terjadi kecurangan serta gangguan keamanan yakni pada masa tenang, hari pemungutan suara, pengantaran kotak suara, serta pada saat penetapan pemenang.
"Pada hari tenang biasanya ada potensi money politic. Saat pemungutan suara juga potensi [rawan], kemudian penetapan pemenang di tingkat provinsi juga kita harus kawal dan pada saat mengantar kotak suara itu juga rawan," ungkapnya, seperti dilansir Antara.
Agung Budi pun menjabarkan sejumlah potensi konflik di wilayahnya. Pertama, jumlah ormas dan buruh yang tidak sedikit di Jawa Barat. “Jabar itu banyak ormas dan buruh,” katanya menjelaskan.
Selanjutnya, penduduk Jabar yang tidak memiliki e-KTP diketahui berjumlah tiga juta orang. Hal itu dapat berpotensi terjadinya mobilisasi massa.
"Potensi mobilisasi massa, misalnya Kabupaten Bogor dengan Depok. Itu dapat diindikasikan bisa memobilisasi masyarakat yang Bogor pindah ke Depok, atau sebaliknya. Karena sampai sekarang, ada tiga juta penduduk Jabar yang tidak punya e-KTP," jelasnya.
Selain itu di Jawa Barat, jumlah komunitas penggemar sepeda motor tidak sedikit yang terkadang dapat digerakkan oleh salah satu parpol.
Untuk mengatasi potensi-potensi konflik tersebut, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan para pimpinan parpol guna mendeklarasikan pemilu damai dan melakukan pertemuan rutin dengan sejumlah ormas serta para pemuka agama.
“Kami sudah bertemu langsung dengan para pimpinan parpol,” tambahnya.
Pada 9-11 Oktober 2017 lalu digelar Apel Kasatwil 2017 di Akademi Kepolisian, Semarang, Jawa Tengah. Apel yang bertema "Polri yang Profesional, Modern, dan Terpercaya dalam Mengamankan Pilkada Serentak 2018" itu diikuti oleh 546 kasatwil yang terdiri dari 33 kapolda, 33 kepala biro operasional dan 461 kapolres sebagai peserta.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari