Menuju konten utama

15 Pondok Pesantren Terbaik di Indonesia

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Sebagai referensi opsi, berikut ini 15 pondok pesantren terbaik di Indonesia.

15 Pondok Pesantren Terbaik di Indonesia
Kegiatan diskusi dan belajar mengajar di Pondok Pesantren Ekologi Misykat Al-Anwar, Bogor, Jawa Barat. Pesantren ini mengedepankan praktik pembelajaran yang kritis terhadap krisis iklim dan kerusakan lingkungan, termasuk juga inklusif terhadap ragam latar belakang ras, agama hingga orientasi seksual dan identitas gender." - FOTO/Tim Media Pondok Pesantren Ekologi Misykat Al-Anwar

tirto.id - Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang berakar dalam tradisi Indonesia. Di pesantren para siswa yang disebut santri belajar ilmu agama kepada guru yang disebut kiai.

Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia telah banyak tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Tak hanya di daerah Jawa Timur, melainkan di wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan wilayah lainnya.

Meski banyak pilihan pesantren, tak jarang orang tua masih bingung menentukan pilihan untuk anaknya yang akan belajar ilmu agama secara mendalam. Namun, pesantren juga tidak melulu diperuntukkan bagi yang berusia kanak-kanak atau remaja, melainkan juga orang dewasa sekalipun.

Berkaitan dengan hal tersebut berikut ini terangkum informasi mengenai pesantren terbaik yang tersebar di wilayah Indonesia. Daftar pesantren terbaik di Indonesia ini dirangkum berdasarkan ciri khas masing-masing, dari segi inklusivitas, pendekatan pengajaran, hingga topik pendidikannya.

Sebagai misal, Pondok Pesantren Misykat Al-Anwar dipilih karena memiliki fokus tersendiri pada isu ekologis. Selain itu, ada pesantren khusus transpuan yakni Pondok Pesantren Al-Fatah, serta Pondok Pesantren Raudlatul Makfufin, yang menyediakan akses bagi tunanetra.

Tak hanya itu, pilihan pesantren terbaik di Indonesia yang disajikan di bawah ini mencakup indikator pendekatan belajarnya, mulai dari yang berbasis tradisional hingga modern. Pesantren terbaik di bawah ini juga meliputi sejumlah pesantren tua yang ada di Indonesia.

15 Pondok Pesantren Terbaik di Indonesia

Memilih pesantren sebagai tempat belajar mesti cermat, sesuai dengan visi dan misi pribadi serta target yang diinginkan. Berikut ini disajikan 15 pondok pesantren terbaik di Indonesia, baik dari segi pengajaran, jenis pendekatan, maupun inklusivitas.

1. Pesantren Ekologi Misykat Al-Anwar

Pesantren Ekologi Misykat Al-Anwar lahir dari keresahan atas kerusakan lingkungan dan menguatnya konservatisme agama. Oleh karena itu, Pesantren Ekologi Misykat Al-anwar didirikan untuk menyelenggarakan pendidikan berbasis pesantren dan pelatihan dengan lingkungan yang inklusif; terbuka bagi orang dengan berbagai latar belakang agama dan identitas gender, utamanya masyarakat sipil marjinal.

Pesantren Ekologi Misykat Al-Anwar dipelopori oleh sekelompok peneliti dan aktivis lingkungan, antara lain Profesor Hariadi Kartodihardjo (Guru Besar Kebijakan Lingkungan IPB), Roy Murtadho (peneliti agraria dan lingkungan), Noer Fauzi Rachman (peneliti agraria), serta Siti Barokah (aktivis perempuan).

Pesantren yang berlokasi di Kabupaten Bogor ini telah menerima santri yang bermukim sejak 2019. Pada 2020, pesantren ini secara resmi berada di bawah legalisasi Yayasan Hamalatul Ardhi al Murtadho. Pesantren ini berada di bawah asuhan langsung pasangan Roy Murtadho dan Siti Barokah.

2. Pondok Pesantren Nurul Jadid

Pondok Pesantren Nurul Jadid yang terletak di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, ini terbilang pesantren tua. Dirintis oleh KH Zaini Mun’im, cikal bakalnya telah ada sejak 1948. Pengasuh pesantren ini telah berganti secara turun-temurun. Saat ini orang yang mengasuh lembaga pendidikan islam tersebut adalah KH. Moh. Zuhri Zaini.

Pesantren Nurul Jadid bertujuan membentuk pribadi saleh, mandiri, berilmu, berjuang, dan berbakti kepada agama, masyarakat dan bangsa. Dengan tujuan tersebut, pesantren ini menyelenggarakan pendidikan formal mulai tingkat dasar hingga pendidikan tinggi.

Di sisi lain terdapat wadah atau badan otonom untuk belajar bahasa asing, hafalan Al-Qur'an, lembaga kajian kitab kuning, lembaga bahtsul masail, lembaga kajian falakiyah, lembaga kajian konservasi lingkungan hidup, dan kelompok kajian bidang filsafat.

3. Pesantren Krapyak

Pesantren Krapyak, yang didirikan oleh KH M. Munawir pada 1911, adalah pesantren pelopor tahfiz Al-Qur'an pertama di Indonesia, yang beralamat di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Tidak terbatas bagi tahfiz, seiring berkembangnya waktu, terutama saat kepemimpinan pesantren beralih pada KH Ali Maksum, Pesantren Krapyak mulai membuka kesempatan untuk mengkaji ilmu-ilmu keislaman lain, khususnya literatur Islam klasik.

Pesantren Krapyak yang berdiri sejak sebelum kemerdekaan Indonesia telah melahirkan sejumlah tokoh nasional seperti Gus Dur, KH Ahmad Mustofa Bisri, KH Buchori Masruri, KH Cholil Staquf dan lainnya. Saat ini, Pesantren Krapyak pun semakin berkembang dan sudah mendirikan lembaga-lembaga pendidikan hingga perguruan tinggi. Kepemimpinan pesantren pun sudah berada di tangan generasi cucu yakni KH R. Muhammad Najib.

4. Pondok Pesantren Waria Al-Fatah

Pondok Pesantren Waria Al-Fatah diinisiasi oleh Shinta Ratri. Dia mendirikan Pondok Pesantren Al-Fatah dengan tujuan mewadahi dan menampung kaum waria yang ingin belajar keislaman.

Keberadaan pesantren ini bermula dari tragedi gempa yang mengguncang Yogyakarta pada tahun 2006. Lantas, berkat dukungan Kiai Hamroli dan Mariana, teman transpuan Shinta, Pesantren Al Fatah resmi berdiri pada 2008. Aktivitas di pesantren ini sama seperti pesantren pada umumnya yakni mengaji, mengulas tafsir Alquran, salat berjamaah, dan kegiatan ibadah lainnya.

Penggagas sekaligus pendirinya, Shinta Ratri, telah berpulang pada awal Februari 2023.

5. Pondok Pesantren Dar Al-Fikr

Pengasuh Pondok Pesantren Dar Al-Fikr di Cirebon ialah Dr. (Hc). KH. Husein Muhammad atau yang lebih dikenal dengan nama Buya Husein. Ia dikenal sebagai sosok kiai feminis. Kiprahnya dalam memperjuangkan kesetaraan perempuan tak hanya dilakukan di dunia pesantren. Dia pernah menjabat Komisioner Komnas Perempuan periode 2007-2009 dan 2009-2012.

Tak hanya itu, Buya Husein mendirikan Yayasan Fahmina yang berfokus pada kajian perempuan. Ia pun memegang peranan penting dalam forum Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI). Pesantren yang diasuhnya menerima santri dengan beragam latar usia, termasuk yang sudah tidak lagi menempuh pendidikan formal.

6. Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy

Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy didirikan oleh KH Muhammad dan Nyai Hj. Masriyah Amva pada 20 November 1993. Sejak 2006, pengasuh Pesantren Kebon Jambu digantikan oleh Ny. Hj. Masriyah Amva, menggantikan sang suami yang telah meninggal dunia.

Pondok Pesantren Kebon Jambu terkenal dengan program unggulan ekstrakurikuler seperti seni qiraat Al-Qur'an, seni dakwah, seni kaligrafi, seni selawat, seni rebana, seni bela diri, dan masih banyak lagi. Dalam kurun satu dasawarsa, pesantren ini telah menyelenggarakan program pendidikan dasar tingkat SMP, Paket C, Madrasah Aliyah, dan sebagainya. Program pendidikan di pesantren ini juga telah disesuaikan dengan kurikulum pendidikan nasional.

7. Pondok Pesantren Darunnajah

Pondok Pesantren Darunnajah merupakan bagian dari Yayasan Darunnajah Ulujami, Jakarta Selatan. Saat ini, Pondok Pesantren Darunnajah memiliki 20 cabang dan 64 satuan pendidikan yang tersebar di Sumatra, Tangerang, Bogor, Jakarta, dan Banten.

Cikal bakal pondok pesantren ini dirintis oleh KH Abdul Manaf Mukhayyar pada 1942. Setelah melalui perjalanan panjang, bersamaan dengan mendirikan banyak cabang, pesantren ini juga menyelenggarakan pendidikan dari jenjang anak usia dini hingga perguruan tinggi. Dikutip dari situs web resminya, pesantren ini tidak berafiliasi dengan partai politik atau organisasi apapun. Motto yang diusung mereka adalah "Berdiri di Atas dan untuk Semua Golongan".

8. Pondok Pesantren Tebuireng

Pondok Pesantren Tebuireng yang berdiri pada 1 Juni 1914 di Jombang, Jawa Timur. Pendirinya adalah KH Hasyim Asy’ari, ulama kenamaan Indonesia dan termasuk salah satu pendiri NU. Pesantren ini terbilang menjadi pelopor berdirinya pesantren di Indonesia.

Pesantren Tebuireng saat ini telah memiliki banyak cabang yang tersebar di Jawa, bahkan hingga Sumatra dan Sulawesi. Pesantren ini juga menyelenggarakan unit pendidikan yang lengkap dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Salah satu keunggulan Pesantren Tebuireng tentu saja latar belakang sejarahnya, yang berakar dari KH Hasyim Asy'ari. Alumni pondok yang beralamat di Jombang ini juga mentereng, kebanyakan berkiprah di NU dan menjadi kiai besar. Salh satunya adalah Kiai Moh. Ashiem.

9. Pondok Pesantren Tambakberas

Perintis Pondok Pesantren Tambakberas, Jombang, merupakan kakek dari KH Hasyim Asy’ari yakni KH Abdus Salam atau sering dikenal sebagai Mbah Soihah. Pesantren ini didirikan pada masa penjajahan Belanda, tepatnya tahun 1838.

Pesantren yang memiliki ribuan santri ini menyelenggarakan pendidikan formal, mulai dari jenjang usia dini hingga pendidikan tinggi, termasuk sekolah tinggi kesehatan. Hingga saat ini, jumlah santri yang belajar di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas sudah lebih dari 11 ribu.

10. Pondok Pesantren Lirboyo

Pondok Pesantren Lirboyo didirikan pada 1910 Masehi, oleh KH Abdul Karim. Saat ini, kepemimpinan Pesantren Lirboyo berada di salah satu tangan cucunya, KH M. Anwar Manshur. Santri Lirboyo tercatat turut andil dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, salah satunya pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

Saat ini, Pesantren Lirboyo telah memiliki sejumlah cabang yakni Cabang Pagung (Kediri), Cabang Turen (Malang), Cabang Bakung (Blitar), Cabang Santren (Blitar) dan Cabang Majalengka. Metode pendidikan yang diterapkan di Lirboyo adalah ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib. Adapun, pengajian kitab di pesantren ini menerapkan dua sistem yaitu sorogan dan bandongan.

Sorogan adalah pendekatan belajar individual masing-masing santri dengan sang kiai. Sementara itu, bandongan artinya belajar menyimak pembacaan kitab secara kolektif alias bersama-sama santri lainnya.

11. Pondok Modern Darussalam Gontor

Perjalanan panjang Pondok Modern Darussalam Gontor dimulai oleh Kiai Ageng Hasan pada abad ke-18. Sistem pendidikan Gontor kemudian diubah ke arah modern saat berada di bawah pimpinan generasi keempat yakni KH Ahmad Sahal, KH Zainuddin Fanani, dan KH Imam Zarkasyi.

Pondok Modern Darussalam menyelenggarakan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pondok ini juga telah memiliki banyak cabang yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, termasuk luar Jawa.

Secara garis besar, tujuan pendidikan dan pengajaran di Gontor adalah pendidikan kemasyarakatan, kesederhanaan, tidak berpartai (tidak ada afiliasi dengan partai) dan menuntut ilmu karena Allah.

12. Pondok Pesantren Sidogiri

Pondok Pesantren Sidogiri terletak di Sidoarjo, Jawa Timur. Pesantren ini termasuk lembaga pendidikan salaf yang fokus pada pembekalan akidah, syariat, dan akhlak ahlussunnah wal jamaah. Adalah Sayyid Sulaiman yang pertama kali menggagas pendirian pesantren ini pada 1745 Masehi atau 1158 Hijriah.

Pesantren ini mengusung pendekatan pendidikan klasikal. Pendidikan klasikal yang menjadi ciri khas pesantren ini dibentuk pada era pengasuhan KH Abdul Djalil pada 1357 Hijriah atau 1938 Masehi.

Semua kegiatan pembelajaran berpusat pada Madrasah Miftahul Ulum (MMU). MMU terdiri dari empat jenjang yakni tingkat ibtidaiyah, tsanawiyah, dan aliyah. Materi yang diajarkan di MMU adalah pelajaran ilmu agama dengan menggunakan kitab-kitab karangan ulama salaf sebagai materi utamanya. Di kelas-kelas tertentu, ilmu sosial dan eksak tetap diajarkan sebagai pendukung ilmu-ilmu agama.

13. Pondok Pesantren Raudlatul Makfufin

Pondok Pesantren Raudlatul Makfufin, yang berlokasi di Kota Tangerang Selatan, Banten, memiliki perbedaan signifikan dengan pondok pesantren konvensional. Pondok pesantren ini adalah lembaga pendidikan agama yang khusus bagi tunanetra.

Sejak 1996, Yayasan Raudlatul Makfufin telah mengembangkan Al-Qur'an braille. Pencetakannya secara masif dimulai pada tahun 2000. Utamanya Al-Qur'an tersebut digunakan dalam proses pembelajaran di lembaga ini.

Selain aspek pendidikan agama dan pengetahuan teoritis, pesantren ini juga mengajarkan bidang keterampilan seperti membuat kerajinan tangan, bahasa asing, dan lainnya.

14. Pondok Pesantren Ar Raudlatul Hasanah

Pondok Pesantren Ar Raudlatul Hasanah, yang berada di Medan, Sumatera Utara, didirikan oleh lulusan Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo. Pesantren yang berdiri pada 1982 ini telah resmi diwakafkan pada 1986. Sejak saat itu pesantren ini mulai membuka program Kulliyatul Mu'allimin Al-Islamiyah (pendidikan formal pesantren) atau KMI.

Pesantren ini menggunakan kurikulum KMI Pondok Modern Darussalam Gontor dengan beberapa penyesuaian. Berdasarkan kurikulum tersebut, santri dijatah masa studi maksimal enam tahun bagi tamatan SD/MI untuk program reguler, serta empat tahun bagi tamatan SLTP/MTs dalam program intensif. Dalam kurikulum KMI diupayakan terwujudnya keseimbbangan dan perpaduan antara pengetahuan agama dan pengetahuan umum.

15. Pondok Pesantren Musthafawiyah

Pondok Pesantren Musthafawiyah terletak di Desa Purba Baru, Lembah Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Selatan. Pesantren ini merupakan salah satu pesantren tertua di pulau Sumatra dengan usia sekitar satu abad dan telah mencetak banyak ulama Indonesia.

Pesantren ini didirikan oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily pada 12 November 1912. Sistem pendidikan di pesantren ini mengambil empat tingkatan tajhijiyah (3 tahun), ibtidaiyah (4 tahun), tsanawiyah (3 tahun), dan aliyah (2 tahun). Mata pelajaran yang ditawarkan di pesantren ini adalah 80 persen pelajaran agama Islam dan 20 persen pelajaran umum.

Baca juga artikel terkait HARI SANTRI atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin