tirto.id - Sebanyak 142 bangunan sekolah rusak akibat gempa bermagnitudo 5,6 di Cianjur, Jawa Barat. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Cianjur mencatat bangunan sekolah yang rusak itu terdiri dari 121 Sekolah Dasar (SD) dan 21 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kepala Disparpora Cianjur, Akib Ibrahim mengatakan ratusan bangunan sekolah itu tersebar di tiga kecamatan, yakni Cugenang, Cianjur, dan Pacet. Akibat kerusakan bangunan sekolah, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring.
Akib mengatakan seratusan sekolah itu mengalami rusak berat, sedang, dan ringan. Bahkan, kata dia, ada sekolah yang nyaris rata dengan tanah.
"Kami masih melakukan pendataan karena ada beberapa desa masih terisolir. Namun, data sementara yang sudah masuk baru 142 bangunan sekolah yang rusak, sehingga pembelajaran dilakukan daring sampai penanganan gempa tuntas," kata Akib dikutip dari Antara, Rabu (23/11/2022).
Menurut Akib, sejumlah desa di Kecamatan Cugenang dan Pacet saat ini masih terisolasi. Ia belum bisa memastikan kondisi bangunan sekolah di desa-desa tersebut.
Akib mengatakan pembelajaran daring akan diterapkan selama satu pekan di Cianjur. Ia belum bisa memastikan apakah pembelajaran daring akan diperpanjang sesuai dengan status tanggap darurat bencana selama 30 hari.
Adib menambahkan penerapan sistem belajar daring hanya untuk bangunan sekolah yang rusak, sedangkan untuk operasional sekolah lainnya menyesuaikan.
"Kami berharap bangunan sekolah yang rusak dapat segera diperbaiki kecuali yang ambruk membutuhkan waktu yang cukup lama. Sesuai perintah pusat, pembangunan sekolah yang rusak akibat gempa langsung diperbaiki," katanya.
Adib mengimbau pihak sekolah untuk melaporkan bangunan sekolah yang rusak atau terdampak gempa ke Disparpora Cianjur atau melalui pendataan yang dilakukan BPBD Cianjur.
"Segera laporkan agar dapat diperbaiki dengan anggaran Belanja Tidak Tetap (BTT) Pemkab Cianjur," katanya.