Menuju konten utama
Parenting

10 Tips Mengasuh Anak ADHD yang Bisa Orang Tua Terapkan

Berikut ini tips mengasuh anak ADHD yang bisa diterapkan oleh orang tua.

10 Tips Mengasuh Anak ADHD yang Bisa Orang Tua Terapkan
Ilustrasi Kenakalan Anak. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah sebuah gangguan perkembangan neurologis yang membuat penderitanya mengalami masalah perilaku dan kontrol diri.

Orang yang mengalami ADHD mungkin tampak gelisah, sulit konsentrasi, dan kerap bertindak berdasarkan dorongan hati alias impulsif.

Bukan hanya pada orang dewasa, ADHD juga dapat terlihat pada anak-anak. Faktanya, menurut laman Psychiatry, ADHD adalah salah satu penyakit mental yang paling umum menyerang anak.

Penyebab ADHD tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor risiko yang mungkin memengaruhi, seperti lahir prematur; lahir kurang berat badan; serta penggunaan rokok, alkohol, atau obat-obatan selama kehamilan.

Gejala ADHD dapat terlihat sejak usia dini dan akan lebih jelas apabila keadaan dan lingkungan anak berubah, contohnya saat mereka masuk sekolah.

Dikutip dari NHS, sebagian besar kasus ADHD terdiagnosa ketika anak berusia di bawah 12 tahun. Ada pula kasus di mana kondisi ini tidak dikenali saat masih kecil dan baru didiagnosis setelah dewasa.

Orang tua mungkin tidak menyadari bahwa perilaku tertentu merupakan bagian dari gejala ADHD.

Namun, apabila anak membuat orang tua merasa frustasi atau bahkan tidak dihargai, maka itu sudah termasuk ADHD.

Gejala ADHD pada Anak

Ilustrasi Anak hiperaktif

Ilustrasi Anak hiperaktif. foto/istockphoto

Dilansir dari Healthline, pada anak atau balita, gejala ADHD dapat meliputi:

  • Mudah terganggu dan kesulitan fokus pada aktivitas
  • Rentang perhatian rendah saat bermain atau mengerjakan tugas sekolah
  • Gelisah, menggeliat, atau kesulitan duduk diam
  • Terus-menerus membutuhkan gerakan atau sering berlarian
  • Berbicara keras dan berlebihan atau menyela orang lain

Gejala ADHD pada Remaja

Ketika anak-anak tumbuh menjadi remaja, gejala juga mungkin berubah atau bertambah. Gejala ADHD yang mungkin dialami remaja yakni:

  • Sulit fokus pada tugas sekolah atau pekerjaan rumah
  • Sering melakukan kesalahan saat melakukan pekerjaan
  • Masalah dengan manajemen waktu
  • Sering melupakan barang atau kehilangan barang pribadi
  • Sering menghindari tugas-tugas yang melelahkan secara mental
  • Mengalami peningkatan frustasi dan kepekaan emosional
  • Kesulitan menavigasi hubungan sosial dan keluarga
  • Peningkatan konflik dengan orang tua
Umumnya, gejala ADHD akan membaik seiring bertambahnya usia. Namun terkadang, beberapa orang terus mengalami masalah terkait hal ini.

Tips Mengasuh Anak ADHD

Sebagai orang terdekat yang anak kenal, orang tua harus mengetahui sejumlah tips mengasuh anak ADHD.

Dirangkum dari Healthline, berikut informasi selengkapnya.

1. Tentukan batasan

Mengasuh anak yang mengalami ADHD tentu membutuhkan kesabaran, kasih sayang, dan energi yang besar.

Tahap pertama yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah menetapkan batasan perilaku yang mana yang dapat dan tidak dapat ditoleransi.

Orang tua harus berpegang teguh pada prinsip ini. Menghukum suatu perilaku anak di hari ini tapi membiarkannya di hari esok dapat berpengaruh secara negatif bagi perkembangan anak.

Namun, pastikan untuk tetap memberi fleksibilitas dengan membiarkan perilaku aneh yang tidak merugikan orang lain.

Anak dengan ADHD mungkin tidak dapat beradaptasi dengan sebuah perubahan sebaik anak lainnya.

2. Kelola agresi

Jika anak bertingkah di depan umum dengan terlalu aktif atau mengganggu orang lain, pisahkan dengan tenang dan tegas. Beri waktu baginya untuk menenangkan diri dan memikirkan perilaku buruk yang telah mereka lakukan.

Akan tetapi, jika muncul perilaku destruktif, kasar, atau dengan sengaja mengganggu yang bertentangan dengan aturan yang orang tua tetapkan, maka harus selalu dihukum.

3. Buat jadwal teratur

Buatlah rutinitas untuk anak yang teratur dan patuhi jadwalnya setiap hari. Buat tugas sehari-hari yang sederhana seperti makan, pekerjaan rumah, waktu bermain, dan waktu tidur.

Bantu pula anak memecah tugas menjadi bagian yang dapat dikelola agar mereka tidak kewalahan.

4. Batasi gangguan

Televisi, video gim, komputer, atau ponsel dapat mendorong perilaku impulsif dan hal ini harus diatur.

Dengan mengurangi waktu dengan barang elektronik dan menambah waktu melakukan aktivitas di luar rumah seperti olahraga membantu anak melampiaskan energi yang terkumpul.

Selain itu, pastikan rumah tetap rapi dan teratur untuk mengurangi gangguan yang tidak perlu.

5. Kontrol diri

Anak dengan ADHD kerap memiliki dorongan untuk berbicara sebelum berpikir. Oleh karenanya, ajarkan mereka untuk mengucapkan pada diri sendiri terlebih dahulu sebelum mengatakan apa yang ingin mereka katakan pada orang lain.

Orang tua juga dapat mendorong anak untuk berhenti sejenak sebelum berbicara atau menjawab.

6. Percayalah pada anak

Penting untuk tetap positif dan membesarkan hati anak. Puji perilaku baik mereka agar mereka tahu kapan sesuatu dilakukan dengan benar dan semestinya.

7. Tenangkan diri

Tak dapat dipungkiri, orang tua juga mungkin akan lelah dalam mengasuh anak. Jadi, jangan lupa untuk istirahat.

Dengan begitu, orang tua dapat tetap tenang saat ledakan perilaku anak mulai muncul. Semakin tenang orang tua, semakin tenang anak nantinya.

8. Hindari memusingkan hal kecil

Cobalah untuk berkompromi atau berdiskusi dengan anak. Apabila mereka telah menyelesaikan dua dari tiga tugas yang diberikan, pertimbangkan untuk menunjukkan sikap yang fleksibel pada tugas ketiga yang belum selesai.

9. Jangan mengamuk

Anak terkadang tidak sadar stres yang telah ditimbulkan akibat perilaku mereka. Ingatlah bahwa perilaku anak disebabkan oleh kelainan.

Ketika mulai merasa marah atau frustasi, kembali sadarkan diri bahwa anak tidak dapat dengan mudah "bersikap normal". Apa yang membuat stres dan malu hari ini akan hilang besok.

10. Jangan biarkan gangguan mengambil kendali

Orang tua memang harus bersabar dalam mengasuh, tapi jangan biarkan diri diganggu atau diintimidasi oleh perilaku anak. Pada akhirnya, orang tualah yang berhak menetapkan perilaku yang bisa diterima di rumah.

Baca juga artikel terkait ANAK ADHD atau tulisan lainnya dari Nisa Hayyu Rahmia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Nisa Hayyu Rahmia
Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Dhita Koesno