Menuju konten utama

Zulhas Yakin Indonesia jadi Pusat Industri Kendaraan Listrik

Zulhas yakin Indonesia bisa menjadi pusat industri mobil listrik. Namun, hal tersebut bisa tercapai asal investasi naik dan ekspor meningkat.

Zulhas Yakin Indonesia jadi Pusat Industri Kendaraan Listrik
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas kembali meninjau pasar murah di wilayah Jakarta. Kali ini, Mendag Zulkifli Hasan meninjau pelaksanaan pasar murah di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara dan Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur pada Selasa (11/4/2023). (FOTO/Dok. Humas Kemendag)

tirto.id - Menteri Perdagangan Indonesia Zulkifli Hasan atau Zulhas yakin Indonesia bisa menjadi pusat industri mobil listrik. Namun, hal tersebut bisa tercapai asal investasi naik dan ekspor meningkat.

"Dengan investasi meningkat, ekspor meningkat, kita akan menguasai dunia, barulah cita-cita Indonesia sebagai negara maju dan pusat mobil listrik bisa tercapai," ucap Zulhas saat di Pabrik Hyundai, Bekasi, Jawa Barat (11/7/2023).

"Kita berharap dengan Hyundai ini menjadi pusat mobil listrik, mendorong ekosistem mobil listrik di tanah air dan kalau investasi yang teknologi tinggi gini begitu banyak, yang menengah banyak, maka kita pertumbuhannya akan meningkat," sambungnya.

Terkait target investasi, Zulhas tidak menutup kemungkinan pabrik mobil listrik lainnya selain Hyundai berinvestasi di Indonesia. Sebab, kalau Hyundai saja, investasi di Indonesia akan lebih sedikit.

"Semua, tidak hanya Hyundai kalau hanya Hyundai nanti tidak banyak. Yang lain kita belum tahu," ungkapnya.

Lebih lanjut, terkait kurangnya bahan baku pembuatan kendaraan listrik, Zulhas menegaskan bahwa Indonesia lebih mementingkan baterai untuk kendaraan listrik.

"Kita kan baterai kita, kunjungan ke Australia kan itu nanti baterai dan kita punya nikel, di sana punya litium sehingga nanti bisa kerja sama dan kita jadi pusat baterai, Australia bahan bakunya punya. Karena kan enggak bisa sendiri-sendiri harus bareng-bareng, ekosistem energi hijau dan mobil listrik ini bisa kita berharap bisa di sini," bebernya.

Sebelumnya, Pemerintah terus mendorong transformasi industri otomotif ke kendaraan listrik (EV). Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengklaim langkah tersebut untuk mendukung pengurangan emisi dan ketergantungan terhadap impor BBM.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin menuturkan, saat ini pemerintah telah menerbitkan berbagai kebijakan terkait Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Dia menuturkan itu dilakukan agar konsumen semakin dimudahkan untuk beralih ke EV. Salah satunya melalui pengenaan pajak yang lebih rendah untuk EV.

Tidak hanya itu, pemerintah juga memberikan bantuan subsidi, hingga pembebasan aturan ganjil-genap bagi pengguna EV.

“Kita akan berusaha memastikan sektor otomotif dapat bersiap diri, dan mampu melakukan proses adaptasi yang dibutuhkan," katanya dikutip dari Antara.

Lebih lanjut, dia mengklaim pemerintah akan berupaya memberikan tambahan kemudahan agar minat masyarakat untuk beralih ke EV semakin besar. Rachmat mengatakan, selain menjaga kelangsungan sektor otomotif, transformasi ini mampu mendukung peningkatan kualitas udara, dan mendorong pemanfaatan kekayaan alam dalam negeri sebagai sumber energi transportasi.

Sementara itu, dia mengklaim adopsi massal EV menjadi salah satu komponen kunci dalam perjalanan transisi energi Indonesia yang merupakan sebuah keniscayaan. Pasalnya, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai target emisi nol bersih (net zero emission) di 2060 atau lebih cepat, yang sejalan dengan komitmen global untuk mengatasi perubahan iklim.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI MOBIL LISTRIK atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang