tirto.id - Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengaku tidak senang jika harga bahan pokok turun terlalu dalam. Dia pun menyoroti harga cabai yang terlalu murah akan berdampak ke petani.
Dia menjelaskan, jika harga cabai di pasar mencapai Rp25 ribu–Rp35 ribu justru akan memberatkan petani lantaran ongkos modal menanamnya sebesar Rp30 ribu, sehingga membutuhkan setidaknya harga jual sebesar Rp40 ribu ke atas.
"Alhamdulillah kalau bahan pokok, cabai sekarang murah ya, jadi kalau murah tuh saya juga enggak senang banget sebetulnya. Kalau cabai misalnya harganya sampai Rp35 ribu, kan orang enggak nanam lagi, nanti jadi Rp100 ribu," ucap Zulkifli usai acara Open House di kediamannya, Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (10/4/2024).
"Cabai kalau harganya Rp25 ribu yang mau nanam siapa? Modalnya nanam itu Rp30 ribu berarti harganya paling kurang Rp40 ribu kan, baru orang mau untung," imbuh Zulkifli.
Harga yang terlalu murah, kata Zulhas, bakal memicu petani menahan untuk menanam komoditas pangan yang bersangkutan sehingga di kemudian hari harga akan melonjak karena stok langka.
"Kalau harga terlalu murah pasti suatu saat enggak laku, suatu saat harganya cuma Rp16 ribu–Rp10 ribu kan enggak ada yang tanam, makanya pemerintah sebetulnya bikin patokan ya," ucapnya.
Sebab itu, pemerintah memberlakukan harga eceran tertinggi untuk menjaga harga tetap pada levelnya, sehingga keseimbangan harga terjadi.
Seperti halnya pada beras, pemerintah memberlakukan harga eceran tertingga (HET) yang diatur Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 7 Tahun 2023 yang mengatur harga beras premium Rp13.900 sampai dengan Rp14.800 per kg.
Dia juga menjelaskan pada harga daging ayam, pemerintah juga mematok harga rata-rata sebesar Rp37 ribu hingga Rp38 ribu per kg. "Kalau kita ke pasar harga Rp33 ribu ini bakal naik lagi karena erlalu murah," ucapnya.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Anggun P Situmorang