tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menyatakan bahwa gangguan keamanan di Pemilu 2019 kali ini banyak terjadi di ranah dunia maya atau media sosial.
Menurutnya, keributan atau pun persaingan antar pendukung secara fisik terbilang baik, tetapi persaingan di media sosial cenderung tidak sehat dan harus dikawal.
Pada Pemilu 2014 lalu, penggunaan atau persaingan melalui media sosial tidaklah seketat sekarang. Pengawasan media sosial juga menjadi salah satu agenda rapat koordinasi khusus yang dipimpin oleh Wiranto.
"Ini kan sudah sangat dominan, menjadi bagian dari wilayah yang kita kawal terkait keamanan," tegas Wiranto di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Kamis (14/3/2019).
Memang, kata Wiranto, peningkatan suhu politik secara langsung atau tatap muka memang masih ada. Tapi jumlahnya tidak seberapa dan sudah dilakukan antisipasi. Media sosial akan menjadi lebih gencar lagi pada kampanye terbuka karena peserta pemilu diperbolehkan memakai media massa untuk kampanye.
"Kalau kita lebih rinci lagi tahapan-tahapan yang sudah kita lalui, suhu politik paling tinggi itu di medsos jadi rame. Kita bersyukur secara fisik suhu politik kita masih bisa dikendalikan dengan baik," ucapnya lagi.
Mantan Panglima TNI ini juga menyampaikan bahwa konflik atau kenaikan suhu politik pada masa pemilu adalah hal yang wajar. Baginya, negara lain juga mengalami hal yang serupa. Namun yang terpenting tentu bagaimana masyarakat dan peserta pemilu bersikap.
"Mudah-mudahan pada saat hari H nanti semua kerawanan-kerawanan yang sudah kita catat, kita netralisir, itu bisa zero, zero mungkin tidak mungkin, tapi semoga menjadi tidak masalah lagi dalam pemilu," tegasnya.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri