tirto.id - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO) berharap dapat lebih banyak mengidentifikasi kasus cacar monyet atau monkeypox di dunia. WHO pasalnya telah memperluas pengawasan di banyak negara yang biasanya tidak ditemukan penyakit tersebut.
Hingga Sabtu (21/5/2022), sebanyak 92 kasus terkonfirmasi dan 28 kasus suspek atau dugaan cacar monyet dilaporkan oleh 12 negara yang tidak endemik virus tersebut. Sebagian besar kasus ditemukan di Eropa, Kanada, Amerika Serikat, dan Australia.
WHO bakal segera memberikan panduan dan rekomendasi lebih lanjut tentang cara menghentikan penyebaran cacar monyet.
“Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terjadi di antara orang-orang yang melakukan kontak fisik dekat dengan kasus-kasus yang bergejala,” tulis WHO sebagaimana dilansir dari kantor berita Reuters, Sabtu (21/5/2022).
Cacar monyet merupakan penyakit menular yang endemik di bagian barat dan tengah Afrika. Penyakit ini menyebar melalui kontak dekat, sehingga relatif mudah dikendalikan melalui tindakan seperti isolasi diri dan kebersihan.
“Apa yang tampaknya terjadi sekarang adalah bahwa dia telah masuk ke populasi sebagai bentuk seksual, sebagai bentuk genital, dan menyebar seperti infeksi menular seksual, yang telah memperkuat penularannya di seluruh dunia,” tutur pejabat WHO yang merupakan seorang spesialis penyakit menular, David Heymann kepada kantor berita Reuters.
Heymann mengatakan komite ahli internasional telah bertemu melalui konferensi video untuk melihat apa yang perlu dipelajari tentang wabah dan dikomunikasikan kepada publik.
"Termasuk apakah ada penyebaran tanpa gejala, siapa yang paling berisiko, serta berbagai rute penularan," kata dia.
Menurut Heymann, kontak dekat adalah jalur penularan utama cacar monyet. Misalnya, orang tua yang merawat anak-anak yang sakit dan juga petugas kesehatan.
"Itulah sebabnya beberapa negara mulai menginokulasi tim yang merawat pasien cacar monyet menggunakan vaksin cacar dari virus terkait," ujarnya.
Heymann menegaskan wabah cacar monyet tidak menyerupai masa-masa awal pandemi COVID-19 lantaran tidak mudah menular. Mereka yang menduga dirinya terpapar atau yang menunjukkan gejala seperti ruam bergelombang dan demam harus menghindari kontak dekat dengan orang lain.
“Ada vaksin yang tersedia, tetapi pesan yang paling penting adalah, Anda dapat melindungi diri sendiri,” imbuh Heymann.
Dalam keterangan terpisah, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan wabah cacar monyet harus dikhawatirkan oleh semua orang. Dia mengatakan pejabat kesehatan AS sedang mencari metode perawatan yang layak dan vaksin untuk pasien cacar monyet.
“Kami bekerja keras untuk mencari tahu apa yang kami lakukan,” kata Biden kepada jurnalis di sebuah pangkalan udara di Korea Selatan (Korsel) sebelum berangkat dengan Air Force One ke Jepang, Minggu (22/5/2022).
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Argentina mendeteksi kasus yang diduga cacar monyet di Buenos Aires. Suspek ini ditemukan di tengah kekhawatiran meningkatnya kasus infeksi virus cacar monyet di Eropa dan negara-negara lainnya.
Suspek tersebut merupakan warga Buenos Aires yang memiliki gejala sesuai dengan cacar monyet dan memiliki riwayat bepergian ke Spanyol. Pemerintah Argentina memastikan pasien dalam kondisi baik dan tengah diisolasi.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan