Menuju konten utama

WHO Berupaya Atasi Lonjakan Penularan Kolera di Yaman

WHO dan mitranya meningkatkan upaya untuk mengatasi kenaikan penularan kolera di beberapa bagian Yaman yang menewaskan 51 orang.

WHO Berupaya Atasi Lonjakan Penularan Kolera di Yaman
Seorang anak malnutrisi berusia delapan tahun terbaring di tempat tidur di bangsal darurat sebuah rumah sakit. FOTO/Khaled Abdullah/Reuters.

tirto.id - Hingga saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mitranya masih berupaya untuk mengatasi kenaikan penularan kolera di beberapa bagian Yaman yang menewaskan 51 orang, menurut Juru Bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan pada Kamis (11/5/2017).

Kasus dugaan kolera berjumlah 2.301, dengan 58 kasus di antaranya telah dikonfirmasi oleh pemeriksaan laboratorium, menurut informasi dari Kementerian Kesehatan Yaman yang dikutip Dujarric di Markas Besar PBB, New York.

"WHO dengan cepat membagikan pasokan medis dan obat, termasuk perangkat pemeriksaan kolera, cairan dehidrasi oral dan cairan infus, serta perangkat medis dan perlengkapan untuk perawatan kolera," kata Dujarric, sebagaimana dikutip Xinhua.

"Sepuluh pusat perawatan baru akan didirikan di daerah yang terkena dampak," Dujarric.

"WHO juga menunjang lembaga kesehatan untuk mendirikan sudut terapi rehidrasi guna mengobati orang yang menderita dehidrasi ringan dan sedang akibat kolera," katanya.

Pendekatan itu, yang diawali dengan 10 sudut terapi rehidrasi oral di Ibu Kota Yaman, Sana'a, akan diperbanyak di seluruh daerah terpengaruh, ia menambahkan.

Sebanyak 69 kasus baru kolera dicatat di satu rumah sakit pemerintah di Sana'a pada awal Mei, menurut beberapa laporan.

Pada Oktober lalu, WHO melaporkan 51 kasus kolera yang dikonfirmasi dari sembilan gubernuran di Yaman, dan ada lebih dari 1.180 kasus dugaan.

Sebanyak 7,6 juta warga Yaman tinggal di daerah yang terpengaruh konflik tersebut memiliki sistem kesehatan yang dinilai buruk akibat perang saudara yang berkelanjutan.

Negara Arab itu, yang berada di ujung selatan Jazirah Arab, terjerumus ke dalam perang saudara dua tahun lalu, sehingga lebih dari 10.000 orang -separuh dari mereka warga sipil- tewas, dan lebih dari dua juta orang kehilangan tempat tinggal, menurut beberapa lembaga kemanusiaan.

Baca juga artikel terkait WHO atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri