tirto.id - Gempa vulkanik Gunung Agung di Karangasem Bali, pada Kamis (21/9/2017) dini hari menyebabkan masyarakat di sekitar zona berbahaya mengungsi ke daerah aman. Para pengungsi berasal dari Banjar Temukus, Desa Besakih, Banjar Pejeng, dan Banjar Sebudi.
"Pengungsi berbondong-bondong menyusul terjadi gempa berturut-turut. Walau getaran gempa itu tidak keras, namun ada kekhawatiran warga terkena dampak bencana Gunung Agung sehingga memilih meninggalkan desanya," ujar relawan Wijay seperti dikutip Antara, Kamis (21/9/2017).
Menurut Wijay secara resmi pemerintah setempat belum mengeluarkan imbauan mengungsi kepada warga. Kendati demikian, sejumlah relawan telah menyiapkan tempat pengungsian.
Sementara itu, Bendesa (Ketua Adat) Pakraman Nongan I Gusti Ngurah Wiryanata mengatakan sejak Gunung Agung ditetapkan berstatus siaga, pihaknya pihaknya sudah berkoordinasi dengan aparat desa untuk menyiapkan penampungan pengungsi.
"Kami selaku prajuru (pengurus) desa adat dan warga masyarakat secara sukarela sudah mempersiapkan fasilitas untuk menampung warga yang melakukan pengungsian terkait antisipasi Gunung Agung meletus," kata dia.
Ia mengatakan warga masyarakat Nongan secara sukarela sudah melakukan gerakan kemanusiaan dengan membersihkan tempat penampungan pengungsi, antara lain balai banjar maupun rumah-rumah penduduk yang siap menampung pengungsi tersebut.
"Pengurus banjar dan warga Nongan sudah bergotong-royong mempersiapkan sarana umum yang ada di desa kami, yakni balai banjar di pasang perlengkapan seperti karpet, tikar, penerangan listrik hingga kamar mandi serta dapur umum," ucap dia.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH