Menuju konten utama

Wapres: Pimpinan Bulog Mengemban Tugas yang Sangat Berat

Wapres menilai, berdasarkan pengalamannya di era Presiden Gus Dur, menjadi pimpinan Bulog adalah tugas yang sangat berat.

Wapres: Pimpinan Bulog Mengemban Tugas yang Sangat Berat
Wakil Presiden Jusuf Kalla. Antara foto/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) menilai, posisi pimpinan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) adalah tugas yang sangat berat. Hal tersebut disampaikan JK karena dirinya pernah menjabat sebagai Kepala Bulog pada era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.

"Dulu saat memimpin Bulog ada dana taktis senilai Rp600 miliar di tangan saya. Pada saat itu yang bisa mengeluarkan dana itu hanya dua orang, kepala Bulog dan Presiden. Nah, dana itu mau diapakan? Itulah tugas pentingnya Bulog," kata Wapres Jusuf Kalla saat memberikan kuliah umum pada peringatan Hari Ulang Tahun Bulog di Jakarta, Selasa (10/5/2016).

Wapres juga mengingatkan akan pentingnya tugas Bulog dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas pangan nasional. "Memang tidak mudah. Bulog selalu jadi kambing hitam setiap ada masalah," ujarnya.

Untuk itu, JK mendorong agar Bulog melakukan modernisasi, terutama dalam merealisasikan program ketahanan pangan nasional. "Menjaga harmonisasi dan keseimbangan beras itu sedih di negara-negara mana pun, termasuk di Malaysia," ujarnya.

Wapres menjelaskan, saat ini kebutuhan beras secara nasional di Indonesia mencapai 110 kilogram per orang setiap tahun. Kebutuhan tersebut, kata JK, lebih tinggi dibandingkan Jepang yang membutuhkan kurang lebih 60 kilogram dan Malaysia hanya 47 kilogram per orang per tahunnya.

Dalam kesempatan itu, Wapres juga meminta Bulog untuk mengampanyekan cara makan yang benar. Hal tersebut menurut JK merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menciptakan ketahanan pangan nasional.

"Orang Indonesia itu kalau makan mesti ada sisanya kira-kira 30 persen. Beda dengan orang Arab," kata JK.

Mestinya, kata dia, cara tersebut tidak perlu dikampanyekan lagi, sebab sejak kecil masyarakat Indonesia sudah diajari oleh orang tuanya mengenai cara makan yang baik dan benar.

Namun, lanjut JK, pola tersebut telah bergeser akibat kehidupan modern yang telah mengubah kebiasaan baik itu. "Padahal kita dulu diajari bagaimana makan yang baik dan mesti bersih," kata Wapres. (ANT)

Baca juga artikel terkait BULOG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Putu Agung Nara Indra