Menuju konten utama

Wapres JK Prediksi Bahasa Daerah akan Segera Musnah

Menurut JK, bahasa daerah bisa musnah karena banyaknya pernikahan antarsuku di Indonesia. 

Wapres JK Prediksi Bahasa Daerah akan Segera Musnah
Wakil Presiden Jusuf Kalla. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

tirto.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memprediksi bahasa daerah perlahan akan hilang. Lenyapnya bahasa daerah disebabkan akulturasi akibat banyaknya pernikahan antarsuku.

"Karena begitu kita kawin antarsuku, di rumah kita akan (komunikasi menggunakan) Bahasa Indonesia. Kebhinekaan akan tumbuh otomatis karena itu," ujar JK di Rapat Pimpinan Nasional I Institut Lembang Sembilan, Tugu Tani, Jakarta, Senin (26/2/2018).

Tirto pernah menayangkan artikel ihwal bahasa daerah yang terancam punah. Berdasarkan data yang disajikan Summer Linguistic, Indonesia memiliki kurang lebih 746 bahasa daerah. Kurang lebih 25 bahasa di Indonesia berstatus hampir punah, sementara 13 bahasa daerah dinyatakan telah punah.

Menurut data yang disampaikan oleh Jurnal Masyarakat dan Budaya sebagaimana dikutip dari Ethnologue: Language of The World (2005), Indonesia memiliki kekayaan 742 bahasa daerah. Sebanyak 737 bahasa di antaranya merupakan bahasa yang masih aktif.

JK menyampaikan pandangannya mengenai bahasa daerah untuk menjelaskan bahwa perwujudan persatuan sebuah bangsa membutuhkan waktu lama.

Politikus Golkar itu mencontohkan, bangsa Amerika membutuhkan waktu ratusan tahun untuk bersatu. Buktinya, Amerika harus menunggu hingga 170 tahun hingga Presidennya berasal dari pemeluk agama Katolik.

"200 tahun lebih untuk orang hitam jadi presiden (di Amerika)," kata JK.

Wapres terpilih hasil pemilu 2014 itu menganggap, persatuan bisa terwujud jika kepala daerah menampilkan harmoni dalam menjalankan pemerintahan. JK berpendapat, harmoni bisa mudah diwujudkan jika kepala daerah dan wakilnya berasal dari unsur nasionalis dan islam.

Pendapat itu dimilikinya berdasarkan fakta bahwa mayoritas masyarakat Indonesia adalah pemeluk agama Islam.

"Selalu ada nasional dan islam di calon-calon itu (pilkada). Contoh di Jawa Timur calonnya ada islam dan dari nasional, Jawa Barat juga cenderung begitu. Jadi semua di Jakarta juga dulu begitu. Selalu berpasangan yang berbeda," ujarnya.

Baca juga artikel terkait LINGUISTIK atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yandri Daniel Damaledo