tirto.id - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyoroti program lingkungan Capres-Cawapres Pilpres 2019 nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Ketua Ad hoc Politik Keadilan Ekologis Walhi, Khalisah Khalid mengatakan, program lingkungan Jokowi-Ma’ruf yang disebut Nawa Cita jilid II lebih buruk dari Nawa Cita I yang merupakan program Jokowi-Jusuf Kalla periode 2014-2019.
"Sebenarnya Nawa Cita I itu sangat bagus ya. Makanya kami heran, kenapa Nawa Cita II ini jauh dari Nawa Cita yang sebelumnya," kata Khalisah, ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019).
Salah satu bentuk program lingkungan yang dikritisi oleh Khalisah adalah persoalan investasi dan pembangunan infrastruktur.
Dalam kajian Tinjauan Lingkungan Hidup 2019 yang diluncurkan Walhi pada Senin (28/1/2019) secara detail menyebutkan program lingkungan Jokowi-Ma’ruf yakni dikaitrkan dengan pengembangan industri kelautan/kemaritiman dan mendorong infrastruktur pendukungnya.
Hal itu dinilai Khalisah, masih fokus pada pembangunan infrastruktur. Namun ia tidak mendasari dengan kondisi ekologis yang ada, sehingga berpotensi menghambat kelestarian lingkungan.
"Misalnya Jokowi masih berbicara bahwa [program] yang utama adalah infrastruktur yang justru mengancam lingkungan hidup, atau belum meng-address isu bencana ekologi sebagai isu yang saat ini penting untuk di-address di lingkungan tata ruang kita," kata Khalisah.
Menurut dia, program lingkungan dalam visi-misi Jokowi-Ma’ruf kualitasnya menurun. Hal ini terletak pada perbedaan Nawa Cita I yang menyoroti persoalan krisis manusia terkait dengan dengan kerusakan lingkungan hidup.
"Jadi memang sudah melihat bahwa persoalan lingkungan itu secara mendasar [pada Nawa Cita I]," kata Khalisah.
Dalam Nawa Cita II, persoalan lingkungan justru bertolakbelakang dengan Nawa Cita I. Terutama dimasukkannya isu ekonomi di dalamnya yang berpotensi memperburuk kondisi lingkungan, sehingga terdapat kontradiksi.
"[Jokowi] bilang mau menyelamatkan lingkungan hidup, tapi kalau melihat dokumen terkait ekonominya, justru bertentangan," kata Khalisah.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Zakki Amali