tirto.id - Filipina kembali menghadapi wabah virus polio setelah 19 tahun dinyatakan sebagai negara bebas dari virus berbahaya ini.
Kabar terseut diumumkan oleh pemerintah Filipina setelah terjadi kasus poliomielitis pada dua orang anak berusia 3 tahun dari Lanao del Sur dan 5 tahun dari Provinsi Laguna (Filipina Selatan).
Federasi Palang Merah Internasional (IFRC) menemukan bahwa Virus yang menyerang Filipina adalah virus turunan polio tipe 2 atau VDPV2. Virus ini terdeteksi pada selokan di ibu kota Manila dan saluran air di kota Davao.
Atas kejadian ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meminta masyarakat Indonesia mewaspadai penyebaran virus polio.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemkes Anung Sugihartono mengatakan, hal ini perlu dilakukan mengingat ada hubungan wilayah yang sangat dekat antara Filipina Selatan dengan Pulau Miangas, Sulawesi Utara,
“Karena hampir setiap kali ada transmisi atau migrasi orang dari mindanao ke wilayah Indonesia, kita perlu mewaspadai sejak sekarang” kata Sugihartono seperti dilansir Antara.
Menurut WHO, untuk membasmi virus polio setidaknya vaksinasi harus diberikan minimal 95 persen pada kelompok sasaran.
"Sementara coverage imunisasi kita baru mencapai 87 persen pada 2018,” kata Sugihartono.
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia diimbau untuk melakukan imunisasi agar dapat mencegah penularan virus polio.
WHO memperingatkan bahwa Filipina berisiko mengalami lebih banyak kasus kecuali vaksinasi pada anak-anak di bawah lima tahun dilakukan secara masif. Sejauh ini 40 persen anak di bawah usia lima tahun telah menerima vaksin polio melalui suntikan.
Aljazeera melaporkan, dari jumlah ini setidaknya masih ada tiga dari lima balita belum divaksinasi. Untuk itu, pemerintah Filipina saat ini sedang menggencarkan kampanye vaksinasi polio massal yang menargetkan 1,2 juta anak.
Polio atau poliomielitis merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan kelumpuhan hingga kematian. Virus polio akan hidup di tenggorokan dan usus orang yang terinfeksi, lalu menular melalui kotoran, air liur, dan dahak.
Virus polio dapat bertahan hidup dalam kotoran orang yang terinfeksi selama beberapa minggu dan dapat mencemari makanan serta air.
Virus ini menyerang otak dan sumsum tulang belakang penderitanya yang dapat menyebabkan bagian-bagian tubuh tidak dapat digerakkan.
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2 dan 10 dari 100 orang yang mengalami kelumpuhan polio meninggal akibat virus mengganggu kerja otot-otot pada sistem pernapasan.
Cara untuk mencegah penyebaran virus ini adalah menerima vaksin dan selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dhita Koesno