Menuju konten utama

Virus Corona di AS: Total Meninggal Akibat Covid-19 Capai 40.565

Kasus virus corona di Amerika Serikat terus bertambah dan jumlah kasus meninggal mencapai 40.565 jiwa.

Virus Corona di AS: Total Meninggal Akibat Covid-19 Capai 40.565
Ilustrasi Corona. foto/istockphto

tirto.id - Orang yang meninggal dunia akibat pandemi Corona COVID-19 di Amerika Serikat mencapai 40.565 jiwa waktu setempat menurut catatan Worldometers yang dikutip Tirto pada Senin (20/4/2020) pukul 14.57 WIB.

Jumlah tersebut diakumulasikan dari total penambahan kasus kematian yang terjadi, yang mana pada Minggu (19/4/2020) kemarin terjadi penambahan 1.539 dalam kurun waktu 24 jam atau satu hari.

Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus infeksi COVID-19 terbanyak di antara negara-negara lain di seluruh dunia. Virus Corona COVID-19 di Amerika Serikat telah menyebara di berbagai negara bagian dan mencapai 764.265 kasus dari keseluruhan 2.407.862 kasus di seluruh dunia per hari ini.

Sementara itu, kasus Coronavirus terbanyak di Amerika Serikat salah satunya terjadi di New York dengan total kasus setidaknya 247.215 terkonfirmasi setelah penambahan 6.174 kasus pada hari Minggu (19/4/2020). Kematian akibat pandemi ini di New York juga tinggi yakni 18.298 jiwa hingga hari ini.

Kepadatan penduduk di New York menjadi salah satu faktor tingginya kasus COVID-19 di kota tersebut terbesar di AS. Kepadatan penduduk New York sebagaimana diwartakan New York Times dianggap sebagai tantangan utama menghadapi COVID-19 di wilayah tersebut.

Kota New York memiliki jumlah penduduk lebih dari 8 juta orang, dua kali lebih banyak dari Los Angeles. Sementara itu, kota ini memiliki kepadatan penduduk terbesar di negara Paman Sam tersebut yakni setidaknya 27.000 orang per mil persegi.

"Kepadatan benar-benar musuh dalam situasi seperti ini," kata Dr Steven Goodman, seorang ahli epidemiologi di Stanford University dikutip dari New York Times. "Dengan pusat populasi yang besar, yang mana orang berinteraksi dengan lebih banyak orang sepanjang waktu, di situlah ia akan menyebar paling cepat,” lanjutnya.

Di sisi lain, total pasien kasus COVID-19 di AS yang sembuh mencapai 71.012 jiwa telah dinyatakan sembuh dari infeksi virus yang menyerang paru-paru tersebut.

Dalam perhitungan Worldometers, diperkirakan terdapat 2.311 kasus infeksi virus dari populasi 1 juta penduduk. Sementara tingkat kejadian kematian terjadi pada 123 orang dari 1 juta penduduk. Sejauh ini, 3.861.596 penduduk telah dites untuk mengetahui adanya infeksi COVID-19, yang ternyata kasus semakin meningkat.

Guna mengatasi masifnya penyebaran infeksi Corona SARS-CoV-2 di negaranya, Presiden AS Donald Trump merekomendasikan tiga tahap kepada para gubernur negara bagian AS. Dengan tahapan ini, Trump yakin pula bisa mengakhiri lockdown berkelanjutan di AS yang dapat melemahkan perekonomian negaranya.

Fase-fase tersebut tertulis dalam dokumen berisi 18 halaman, di mana setiap fase berlangsung selama minimal 14 hari. Apabila fase satu dapat dilalui dengan tanpa penambahan kasus COVID-19 atau bahkan terjadi pengurangan kasus, maka negara bagian dapat melanjutkan pada fase berikutnya.

Selain tahapan-tahapan yang diberikan, Trump juga memasukkan rekomendasi termasuk kebersihan diri yang baik, jarak sosial, pengujian virus, dan pelacakan kontak.

Di sisi lain, banyak warga negara bagian AS melakukan demo menyuarakan suara mereka terkait kebijakan tinggal di rumah yang diberlakukan. Para penduduk Michigan, Ohio, Kentucky, Minnesota, North Carolina, hingga Utah, memprotes kebijakan tersebut diakibatkan kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari pandemi.

"Segmen kecil negara memprotes dan itu hak mereka," Gubernur Michigan Gretchen Whitmer, dikutip dari CNN. “Orang-orang menjadi gila di rumah, dan mereka khawatir membayar tagihan,” lanjutnya.

"Namun, bagian yang menyedihkan adalah semakin banyak mereka keluar dan semakin besar kemungkinan mereka menyebarkan COVID-19," kata Whitmer, "dan semakin besar kemungkinan kita harus menerapkan kebijakan ini untuk jangka waktu yang lebih lama,”.

Beberapa negara bagian telah memperpanjang waktu untuk tinggal di rumah hingga 30 April mendatang.

Sementara itu, Spanyol dan Italia secara berurutan masih menjadi negara dengan kasus terbanyak ke dua dan ketiga di bawah Amerika Serikat.

Menurut catatan Worldometers yang dikutip Tirto pada Senin (20/4/2020) pukul 14.57, Spanyol memiliki jumlah kasus setidaknya 198.674 terkonfirmasi dengan total kematian 20.453 jiwa. Sementara, 77.357 orang dinyatakan telah pulih dari infeksi virus ini.

Di Italia, total kasus menjadi sebanyak 178.972 terkonfirmasi dengan total kematian 23.660 jiwa, dan orang yang dinyatakan telah pulih setidaknya berjumlah 47.055 per hari ini.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA DI AMERIKA atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora