tirto.id - Jumlah kasus positif corona (Covid-19) di Indonesia pada hari ini menembus angka 10 ribu pasien. Penambahan kasus baru terlihat masih fluktuatif karena kembali ada peningkatan signifikan.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dilansir pada Kamis sore, 30 April 2020 menunjukkan total jumlah kasus positif corona di Indonesia telah sebanyak 10.118 pasien.
Jumlah pasien baru yang terkonfirmasi positif corona dalam 24 jam terakhir hingga pukul 12.00 WIB hari ini tercatat mencapai 347 orang. Sehari sebelumnya, hanya ada 260 kasus baru.
Meski demikian, angka kesembuhan pasien meningkat jauh lebih tinggi daripada kasus kematian akibat Covid-19. Dalam sehari terakhir, ada 131 kasus kesembuhan baru. Dengan penambahan itu, total jumlah pasien yang sembuh dari penyakit Covid-19 saat ini sudah berjumlah 1.522 orang.
Di sisi lain, angka kematian baru hari ini tercatat sebanyak 8 jiwa. Angka ini menunjukkan kasus kematian baru kembali ke titik terendah sebagaimana pada 20 dan 28 April lalu. Total pasien yang meninggal di Indonesia setelah terinfeksi virus corona kini menjadi 792 jiwa.
Namun, lonjakan signifikan terjadi pada total jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) karena ada penambahan 8.661 ODP dalam sehari. Sedangkan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tidak terlalu banyak bertambah. Hanya ada 174 PDP baru hari ini.
Detail update data kasus corona di Indonesia per 29 April 2020 adalah sebagai berikut:
- Jumlah kasus baru: 347
- Total kasus positif: 10.118
- Total Pasien Meninggal: 792
- Total Pasien Sembuh: 1.522
- Total Pasien Dirawat: 7.804
- Total Jumlah PDP: 21.827
- Total Jumlah ODP: 230.411
- Daerah terdampak di 34 provinsi: 310 kabupaten/kota
- Jumlah spesimen diperiksa tes PCR: 94.599 spesimen
- Jumlah kasus diperiksa spesimennya: 72.351 orang
"Dari 10.118 kasus positif, kalau dilihat sebaran umurnya, sekitar 54 persen berada di kelompok umur 30-59 tahun, kemudian 16 persen pada kelompok umur 60-79 tahun, dan pada kelompok usia 15-29 tahun ada sekitar 15 persen," kata Yurianto pada hari ini.
Data tersebut, kata Yurianto, memperlihatkan bahwa mayoritas pasien positif corona di Indonesia didominasi oleh kelompok usia produktif, yakni mereka yang berusia 30-59 tahun. Mobilitas tinggi membuat kelompok ini memiliki risiko tinggi tertular virus corona.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat berdisiplin menjaga jarak fisik, memakai masker, mencuci tangan, keluar rumah jika mendesak saja dan mematuhi PSBB. Perilaku menjaga kebersihan dan menjaga jarak fisik harus menjadi gaya hidup bagi masyarakat.
Sedangkan kasus kematian, lanjut Yurianto, masih didominasi pasien dengan faktor komorbid atau penyakit penyerta, baik hanya satu jenis maupun lebih.
Berdasar data Gugus Tugas, faktor komorbid yang berpengaruh besar terhadap kematian pasien corona di Indonesia ialah hipertensi, diabetes, sakit jantung, sakit paru, sakit ginjal dan lainnya.
Sebaran Corona di Indonesia: Kasus Baru di Jatim Terbanyak
Sebaran kasus penularan virus corona di Indonesia semakin meluas. Jumlah daerah tingkat II yang menjadi lokasi pasien positif corona bertambah 13 sehingga totalnya menjadi 310 kabupaten/kota.
Data Gugus Tugas menunjukkan, di antara 34 provinsi, DKI Jakarta dan Jawa Barat memiliki kasus terbanyak dan sudah menyentuh angka ribuan.
Namun, penambahan kasus baru yang terkonfirmasi positif corona dalam sehari terakhir, terlihat tidak jauh berbeda di sebagian daerah yang sejak lama menjadi episentrum.
Bahkan, untuk pertama kalinya, angka kasus baru yang terbanyak tidak ditemukan di DKI Jakarta, melainkan Jawa Timur. Jumlah kasus baru di Jawa Timur yang diumumkan Gugus Tugas pada hari ini mencapai 86 pasien. Sementara di DKI Jakarta, hanya ada 82 kasus baru dalam sehari terakhir.
Sementara angka kasus baru di provinsi-provinsi lain mencapai belasan atau di bawah 10, kecuali Sulawesi Selatan yang memiliki pasien anyar mencapai 26 orang. Angka kasus baru di Jawa Barat, yang sebelumnya kerap mencapai puluhan, hari ini juga hanya ada 3 pasien.
Data Gugus Tugas juga memperlihatkan tidak ada lagi provinsi yang hanya mempunyai satu kasus positif. Nusa Tenggara Timur (NTT) yang selama ini punya kasus terendah, melaporkan tambahan dua kasus baru sehingga totalnya kini ada tiga. Saat ini, hanya ada 5 provinsi dengan kasus positif di bawah 20 orang, yakni Gorontalo (15), Bengkulu (12), Aceh (10), Babel (10) dan NTT (3).
Namun, data Gugus Tugas yang dilansir akun twitter BNPB tersebut tampaknya belum merekam perkembangan paling baru pada hari ini. Dinas Kesehatan NTT, misalnya, melaporkan ada 9 kasus positif baru dari Kabupaten Manggarai Barat dan Kota Kupang, demikian dikutip dari Antara.
Adapun daftar 10 provinsi dengan jumlah kasus corona terbanyak di Indonesia per 30 April 2020 adalah sebagai berikut.
Provinsi | Kasus Baru | Total Kasus | Meninggal | Sembuh |
DKI Jakarta | 82 | 4.175 | 371 | 486 |
Jawa Barat | 3 | 1.012 | 83 | 143 |
Jawa Timur | 86 | 958 | 96 | 157 |
Jawa Tengah | 13 | 724 | 59 | 102 |
Sulsel | 26 | 491 | 37 | 122 |
Banten | 16 | 404 | 41 | 34 |
NTB | 0 | 230 | 4 | 31 |
Bali | 7 | 222 | 4 | 113 |
Papua | 16 | 205 | 6 | 47 |
Kalsel | 13 | 170 | 9 | 20 |
Update Corona Dunia & Perkembangan Data Kasus Hari Ini
Total jumlah kasus positif corona di dunia hari ini telah mencapai 3.233.838 pasien. Sementara total angka kematian akibat Covid-19 secara global kini sudah sebanyak 228.525 jiwa.
Data tersebut merupakan update terbaru kasus corona di dunia yang dirilis oleh Worldometers per pukul 17.50 WIB, Kamis sore, 30 April 2020. Update itu juga menunjukkan angka kesembuhan pasien Covid-19 hari ini sudah melampaui 1 juta orang.
Sedangkan dari 3,23 juta kasus positif corona di seluruh dunia, saat ini sebanyak 1.997.349 orang masih menjalani perawatan. Sejumlah 59.766 pasien kini dalam kondisi kritis.
Berikut daftar 10 negara dengan jumlah kasus corona terbanyak per 30 April 2020.
Negara | Total Kasus | Meninggal | Sembuh |
AS | 1.064.572 | 61.669 | 147.411 |
Spanyol | 236.899 | 24.275 | 132.929 |
Italia | 203.591 | 27.682 | 71.252 |
Perancis | 166.420 | 24.087 | 48.228 |
Inggris | 165.221 | 26.097 | N/A |
Jerman | 161.539 | 6.467 | 123.500 |
Turki | 117.589 | 3.081 | 44.040 |
Rusia | 106.498 | 1.073 | 11.619 |
Iran | 93.657 | 5.957 | 73.791 |
China | 82.862 | 4.633 | 77.610 |
Data di atas sekaligus memperlihatkan bahwa perkembangan pandemi corona di sejumlah negara episentrum infeksi Covid-19 belum berhasil dikendalikan. Amerika Serikat hari ini masih mencatat penambahan ratusan kasus baru sehingga angka infeksi terus membengkak.
Namun, pemerintahan Donald Trump tak mau memperpanjang pemberlakukan aturan pembatasan sosial yang berakhir pada 30 April 2020. AS berfokus untuk segera mulai memperlonggar aturan lockdown, meski banyak pakar kesehatan memperingatkan hal ini terlampau terburu-buru.
Sedangkan perkembangan pandemi di Inggris semakin memburuk. Angka kematian pasien Covid-19 di Inggris bahkan melonjak hingga menjadi yang terbanyak ketiga di dunia, atau hanya lebih rendah dari AS dan Italia.
Semula pemerintah Inggris berencana melonggarkan aturan lockdown. Namun, perkembangan pesat kematian pasien itu membuat pemerintah Inggris menyatakan pelonggaran aturan Lockdown kemungkinan besar tidak terjadi dalam wakti dekat, demikian dilansir SCMP.
Sebaliknya, pandemi corona di sebagian negara epirsentrum lainnya telah mereda. Korea Selatan yang pada Februari lalu mengalami dampak serius akibat pandemi, hari ini mengumumkan hanya ada 4 kasus baru dan semuanya imported cases. Pengumuman KCDC menunjukkan untuk pertama kalinya sejak 18 Februari 2020, tidak ditemukan penularan lokal di Korea Selatan.
Berdasarkan data KCDC pada 30 April 2020, dari 10.761 kasus positif corona di Korea Selatan, kini hanya 1.593 orang yang masih diisolasi dan menjalani perawatan karena menderita Covid-19.
Di sisi lain, perekonomian dunia semakin memburuk akibat pandemi. Pertumbuhan ekonomi AS bahkan melorot hingga minus 4,8 persen di kuartal I 2020, dan menjadi yang terburuk sejak 2008.
Data Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) pun menunjukkan kondisi memprihatinkan. Dalam siaran pers yang diterima Tirto, ILO memperkirakan 1,6 miliar pekerja informal di seluruh dunia saat ini terancam kehilangan pendapatan. Angka ini hampir separuh dari angkatan kerja global.
"Di seluruh dunia, lebih dari 436 juta usaha menghadapi risiko tinggi gangguan yang serius. Usaha-usaha ini beroperasi di sektor ekonomi yang paling terkena imbas pandemi, termasuk 232 juta di sektor usaha eceran, 111 juta di manufaktur, 51 juta di akomodasi dan jasa makanan dan 42 juta di usaha properti dan kegiatan usaha lainnya," demikian pernyataan ILO.
Editor: Agung DH