tirto.id -
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Jumat (30/12/2022). IHSG berada di level 6.850 (-0,14 persen). Level tertinggi hari ini tercatat pada posisi 6.888 dan level terendah indeks tercatat di 6.838.
Meski menurun, indeks sepanjang 2022 berhasil menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah dan melampaui angka sebelum pandemi. Tercatat, IHSG hingga Desember 2022 tumbuh positif sekitar tiga persen dengan rata-rata nilai transaksi harian berkisar 14 triliun rupiah. Kapitalisasi pasar bahkan meningkat dan menjadi bursa terbesar di kawasan ASEAN.
“Berbagai capaian perdagangan Bursa Efek Indonesia tersebut menjadi pijakan positif bagi pelaku pasar untuk menatap optimistis perekonomian di tahun 2023, seraya tetap diikuti dengan kewaspadaan dan kehati-hatian,” ujar Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, ketika menutup secara resmi perdagangan BEI 2022, di Jakarta, Jumat (30/12/2022).
Lebih jauh, dia menjabarkan lima alasan yang mendasari optimisme ekonomi RI untuk menyambut 2023. Pertama, pemulihan ekonomi berjalan di jalur yang tepat dengan indeks manufaktur ekspansif, ekspor tumbuh, dan surplus neraca perdagangan terus membesar.
“Meskipun demikian, antisipasi atas situasi ekonomi global dan kemungkinan pelambatan ekonomi di negara-negara mitra dagang utama kita, tetap diperlukan,” katanya mengingatkan.
Kedua, sebut Ma'ruf, sektor keuangan sehat dan kuat, terlebih sekarang diperkokoh dengan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan. Ia menilai, sinergi pemerintah serta peran otoritas sektor keuangan, seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), akan makin kuat dalam menjaga sektor keuangan.
“Perluasan peran LPS dalam penjaminan asuransi akan lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi nasional,” ujarnya optimistis.
Ketiga, dia mengungkapkan, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mulai bangkit melalui berbagai program Pemulihan Ekonomi Nasional, implementasi Undang-Undang Cipta Kerja, dan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
“Keempat, sektor ekonomi dan keuangan syariah terus menunjukkan pertumbuhan. Perkembangan pasar modal syariah juga menggembirakan,” tambahnya.
Hal tersebut, sambung Ma'ruf, terlihat dari Indeks Saham Syariah Indonesia sepanjang 2022 tumbuh 9,4 persen dibandingkan 2021 sekaligus nilai sukuk korporasi meningkat sebesar 20,23 persen.
“Terakhir, penanganan kasus COVID-19 terkendali, dan cakupan vaksinasi maupun booster semakin luas,” ucapnya.
Dengan kelima kondisi tersebut, dia berharap, kinerja pasar modal Indonesia tumbuh positif pada 2023, banyak perusahaan akan go public, termasuk sektor UMKM yang naik kelas, serta berkembangnya penawaran efek melalui urun dana berbasis teknologi informasi.
“Di lain pihak, regulator dan pengawas pasar modal, baik OJK maupun BEI, agar lebih meningkatkan pengawasan dan perlindungan bagi investor, sehingga kepercayaan investor akan semakin tinggi terhadap pasar modal Indonesia,” pesannya.
Baca juga artikel terkait BURSA EFEK INDONESIA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra
tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri