Menuju konten utama

Trump ke Bethlehem Demi Berunding dengan Presiden Palestina

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengunjungi Bethlehem untuk merundingkan proses damai Timur Tengah dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Trump ke Bethlehem Demi Berunding dengan Presiden Palestina
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengacungkan jempol saat meninggalkan Gedung Putih di Washington, dalam perjalanan menuju Harrisburg, Pennsylvania, Sabtu (29/4). ANTARA FOTO/REUTERS/Yuri Gripas.

tirto.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengunjungi Bethlehem dengan iring-iringan kendaraan berkeamanan sangat ketat, di bagian Tepi Barat yang diduduki Israel, untuk merundingkan proses damai Timur Tengah dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Sebagian besar daerah Yerusalem tengah dan selatan ditutup untuk memberi kesempatan kepada iring-iringan Presiden Trump lewat. Rombongan Trump yang terdiri dari sekitar 60 kendaraan diberi jalan dari hotel tempatnya menginap sampai ke Betlehem, yang jaraknya hanya delapan kilometer.

Untuk mencapai Bethlehem di mana Gereja Nativity berada, tempat kelahiran Yesus, Trump melewati sebuah pos pemeriksaan keamanan milik Israel dan dinding beton yang memisahkan wilayah Palestina dengan wilayah pendudukan Israel.

Rute ini membuat Trump melewati "Walled Off Hotel", sebuah guest house yang dikelola seniman grafiti Inggris Banksy yang dirancang untuk menarik perhatian ke infrastruktur keamanan yang disebut Israel difungsikan untuk melindungi dari serangan Palestina.

Trump akan bertemu selama 40 menit dengan Mahmoud Abbas yang belum lama ini telah menemuinya di Gedung Putih, sebelum menyampaikan dua masalah secara terpisah.

Trump lalu akan kembali ke Yerusalem untuk mengunjungi monumen Yad Vashem Holocaust untuk berpidato di museum Israel itu.

Sewaktu di Gedung Putih, Trump menyanjung Abbas dan menantikan kerjasama lebih jauh dengan dia demi menciptakan perdamaian Israel-Palestina.

Trump yakin bahwa konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun tersebut dapat menuju pada suatu solusi. "Saya selalu mendengar bahwa yang paling sulit adalah membuat kesepakatan antara Palestina dan Israel. Kita bisa buktikan bahwa anggapan mereka itu salah. Kita akan menyelesaikannya," tutur Trump.

Dalam kesempatan yang sama, Abbas juga menegaskan komitmen Trump untuk mencapai kesepakatan. "Kami yakin bahwa kami bisa menjadi partner sejati untuk membawa kedamaian yang historis dalam era pemerintahannya (Trump)," jelas Abbas.

Sekitar dua setengah bulan setelah Trump menerima kunjungan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS menerima kunjungan Abbas di Gedung Putih dan menerimanya di Ruang Oval untuk membicarakan beberapa hal.

Trump menolak dukungan untuk negara Palestina dan berjanji untuk memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, dimana hal ini melanggar dua kebijakan Amerika yang telah ditetapkan selama beberapa dekade.

Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan pada hari Selasa bahwa Trump masih "memberikan pertimbangan serius untuk memindahkan kedutaan besar Amerika di Tel Aviv ke Yerusalem". Langkah itu kemungkinan akan memicu kemarahan orang-orang Palestina dan secara pribadi dilihat oleh banyak orang di Israel dan perusahaan keamanan AS menilai hal itu sebagai suatu hal yang tidak perlu.

Baca juga artikel terkait PEMERINTAHAN DONALD TRUMP atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Politik
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri