tirto.id - Pemerintah sepakat untuk mentransformasi sistem pendidikan Indonesia demi menyesuaikan standar PISA (Program For International Student Assessment). Pemerintah berencana untuk memberikan kewenangan kepada sekolah hingga menyederhanakan kurikulum demi mengejar target tersebut.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem mengatakan, pemerintah akan mentransformasi pengajaran sesuai dengan kemampuan siswa. Hal tersebut disampaikan Nadiem sebagai upaya meningkatkan nilai assesment anak-anak Indonesia berdasarkan sistem PISA.
"Sekarang karena banyak silabus dan kebijakan mengajar sangat ketat banyak guru-guru yang tidak bisa mengajar dengan tingkat kemampuan siswa jadi kurikulum harus lebih fleksibel dan sederhana dan orientasi kompetensi," kata Nadiem saat teleconference usai rapat dengan Presiden Jokowi, Jumat (3/4/2020).
Pemerintah juga akan mendorong pengembangan pendidikan secara daring untuk membantu segmentasi pembelajaran. Dengan demikian, kata Nadiem, "Jadi semua murid tidak harus mengerjakan tugas yang sama. Misalnya, murid dengan kemampuan yang berbeda mengerjakan project yang berbeda."
Di sisi lain, pemerintah juga memastikan para guru-guru penggerak untuk menjadi kepala sekolah. Setiap sekolah akan diberikan otonomi penggunaan anggaran serta penguatan teknologi untuk mengurangi beban administrasi.
Selain itu, pemerintah juga akan memperbaiki kualitas guru dengan memberikan pelatihan, apalagi banyak guru PNS mulai pensiun. "Pelatihan-pelatihan guru sekarang sifatnya jangan hanya teoritis tapi praktik dan ada pelatihan-pelatihan dengan sekolah-sekolah yang kualitasnya lebih baik jadi bukan hanya seminar tapi dengan interaksi antara guru dengan guru," kata Nadiem.
"Kita sudah sepakat menyederhanakan kurikulum sehingga lebih mudah dipahami guru dan siswa, beban konten harus turun," kata Nadiem.
Ia menambahkan, penurunan konten dapat membuat siswa lebih mengeksplorasi kompetensi-kompetensi dalam belajar. Namun Nadiem belum menjawab bentuk penyederhanaan kurikulum akan berbentuk pengurangan mata pelajaran atau opsi lain.
"Apakah pelajaran dikecilkan atau konten dikecilkan itu masih dikaji sama tim dengan input dari berbagai organisasi. Jadi belum bisa jawab apakah mata pelajaran dikurangi atau konten dikurangi tapi beban siswa yang banyak sekali sehingga tidak bisa mendalami apapun kita akan buat sederhana dan dibuat lebih fleksibel," kata Nadiem.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri