Menuju konten utama

Tony Hawk: Sang Pusat Semesta Skateboard

Tony Hawk telah membangkitkan industri skateboard dari kepunahan menjadi industri bernilai miliaran.

Tony Hawk: Sang Pusat Semesta Skateboard
Pemain skateboard profesional Tony Hawk berdiri di atas skateboard di sebelah patung lilinnya di Hollywood, Madame Tussaud di Los Angeles, Rabu 29 Juli 2009. AP PHOTO / Richard Vogel

tirto.id - San Francisco, 1999. Riuh rendah suara penonton menggema di arena skateboard berbentuk separuh pipa (halfpipe) pada kompetisi X Games. Semua mata penonton tertuju pada sesosok pria yang penuh peluh namun juga tampak penuh determinasi.

Pria itu adalah Anthony Frank Hawk, 27 tahun. Pria yang sudah berkompetisi secara profesional sejak usia 14 tahun ini sudah cukup dikenal. Namun sore itu, dia sedang berupaya mencatatkan sejarah sebagai skateboarder pertama yang melakukan The 900, gerakan maha sulit yang berupa dua setengah kali berputar di udara.

Percobaan pertama, Tony berhasil melenting dua setengah kali, namun tidak mendarat dengan sempurna. Percobaan kedua. Sama. Ketiga. Keempat. Kesepuluh. Upaya kesebelas. Tony menggaruk dahinya. Tiga orang kawannya semacam merapal mantra, seperti memberi sugesti bahwa Tony akan berhasil. Setelah menarik napas panjang, wuuushhh, Tony meluncur. Whuut, whuut, whuuut, dia berputar dua setengah kali di udara. Bruuuk! Tony mendarat dengan sukses sambil menekuk lutut. Ia mengacungkan tangan ke udara.

"Are you kidding me?! Yes he is! Tony Hawk, everbody!!!" komentator berteriak histeris, begitu pula para penonton.

Sudah lebih tiga belas tahun Tony mencoba trik ini, dan tak satu kali pun dia berhasil melakukannya. Namun, sore itu, entah mengapa, Tony merasa ada yang berbeda.

“Semuanya tampak menghilang selain trik 900 itu. Suara penyiar terkadang masuk ke dalam kepalaku, mengatakan bahwa waktuku dalam kompetisi ini sudah habis, bahwa ini adalah percobaan terakhirku,” sebut Tony dalam Hawk: Occupation: Skateboarder (2010). “Namun, aku tidak mungkin berhenti, aku merasa kali ini usahaku akan berhasil."

Arena bergemuruh. Semua berhamburan menyambut Hawk, termasuk keempat atlet yang bertanding melawannya. Bersama yang lain, mereka mengangkat Hawk tinggi-tinggi ke udara, menyambut lahirnya legenda baru.

Segera setelah kompetisi ini usai, ia mengumumkan pensiun dari semua kompetisi.

Dari Atlet ‘Anak Ajaib’ hingga Pebisnis

Hawk adalah gelombang besar dalam dunia skateboard. Pada umur 18 tahun, ia sudah dinobatkan sebagai ‘anak ajaib’ oleh Sports Illustrated di kala skateboard sedang berada pada masa kegelapan.

Ia menjuarai 73 dari 103 kompetisi skateboard profesional di seluruh penjuru dunia. Sepanjang kariernya, dia telah menciptakan lusinan trik skateboard, termasuk satu trik yang disebut dengan Madonna. Selain Madonna, seperti dikutip dari Ensiklopaedia Britannica, ia juga menciptakan trik ollie-to-Indy, gymnast plant, frontside 540-rodeo flip, dan Saran wrap. Ia juga yang pertama melakukan trik 720 pada kompetisi skate, selain trik 900 yang dilakukannya pada X Games tahun 1999 tersebut.

Kepopuleran Tony Hawk tidak hanya terbatas di lingkungan skateboarder, melainkan juga di ranah para pemain video gim. Ini berkat gim “Tony Hawk’s Pro Skater” yang dirilis Activision pada 1999 untuk konsol PlayStation. Serial gim ini begitu populer di berbagai belahan dunia, salah satunya berkat keberhasilan Hawk melakukan trik 900 pada tahun 1999 itu.

Di AS saja, dalam rentang Agustus hingga Desember, gim ini terjual 350.000 keping. Sedangkan di Inggris, gim ini mendapat status Platinum, artinya terjual lebih dari 300.000 keping. Gim ini lantas menjadi salah satu serial video gim terlaris di dunia dan menjadi salah satu waralaba gim bernilai miliaran dolar. Dilansir situs resmi Tony Hawk, serial video gim ini telah mencetak penjualan lebih dari 1,4 milyar dolar.

Keberhasilan Tony dalam mengeksekusi 900 di X Games dan kesuksesan penjualan serial gim ini kelak tidak hanya mengubah jalan hidupnya, namun juga wajah dunia skateboard secara keseluruhan. Tony mengakui hal ini setelah melihat tiga seri gim miliknya masih bertengger di daftar 10 besar gim terlaris ketika dia merilis seri keempat pada 2002.

“Saat itulah aku menyadari betapa skating kini telah diterima dengan baik. Selain bermain video gim, para pemain gim ini juga mengakrabi budaya skating dan gaya hidupnya. Karena itu pula, mereka makin tertarik dengan X Games," ujarnya pada Forbes.

Saat ini, industri skateboard telah berkembang menjadi industri bernilai puluhan miliar dolar dan Tony Hawk adalah titik awal dan pusatnya. Sebelum ketenaran skateboard kembali meledak setelah X Games 1999, Tony dan temannya mendirikan perusahaan skateboard bernama Birdhouse Projects. Seiring dengan melesatnya kepopuleran olah raga ini, Birdhouse menjelma menjadi salah satu perusahaan skateboard terbesar dan ternama di dunia. Pada 2018 lalu, diperkirakan, kekayaan Tony mencapai 140 juta dolar.

Berdasarkan laporan TRU Research International USA, seperti dikutip ABC News, pada 2008 namanya menempati peringkat pertama dalam daftar atlet yang populer bagi konsumen muda. Namanya melampaui pebasket Shaquille O’Neal dan LeBron James.

Infografik Tony Hawk

Infografik Tony Hawk, Sang Legenda

Selain Birdhouse, ia juga memiliki bisnis pakaian skateboard untuk anak bernama Hawk Clothing, dan merek berbagai alat olahraga dan mainan bernama Tony House Signature Series.

Tony juga aktif dalam kegiatan filantropi. Tony Hawk Foundation, organisasi nirlaba miliknya, telah membantu pembangunan lebih dari 556 arena skateboard (skatepark) di seluruh AS. Pada 2011, ia membuat kanal Youtube bernama RIDE yang fokus pada olahraga ini.

Meski telah menjadi miliuner dan CEO, tidak banyak yang telah berubah dari Tony, ia tetap seorang sk8ter boy, meminjam judul lagu penyanyi Avril Lavigne. Pada 2016, ia masih dapat melakukan trik 900 pada usia 48 tahun. Dua tahun berikutnya, pada 2018, ia melakukan 50 trik yang pernah ia buat untuk merayakan usianya yang memasuki kepala lima.

Tony Hawk memang luar biasa.

Baca juga artikel terkait SKATEBOARD atau tulisan lainnya dari Ign. L. Adhi Bhaskara

tirto.id - Olahraga
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Nuran Wibisono