tirto.id - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto tidak khawatir soal kasis penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan yang kemungkinan besar akan muncul saat debat Pilpres 2019.
Sebagaimana diketahui, hingga saat ini pelaku penyiraman air keras terhadap Novel belum terungkap di pemerintahan Jokowi-JK. Menurut Hasto, hal ini malah bisa meyakinkan masyarakat agar Jokowi kembali memimpin.
Hasto percaya masyarakat melihat kepemimpinan Jokowi selama 4,5 tahun tentu tidak cukup untuk menyelesaikan seluruh program kerja.
“Ya artinya semakin relevan kalau ada yang belum dituntaskan. Relevan bahwa Jokowi-Ma’ruf dipilih kembali untuk melanjutkan kepemimpinan,” kata Hasto di kawasan Gunung Sahari, Kemayoran, Jakarta, Minggu (6/1/2019).
Tema pertama debat soal hukum, HAM, korupsi, dan terorisme membuka kemungkinan pertanyaan tentang kasus Novel akan muncul. Selain soal Novel, kubu Prabowo-Sandi juga akan mencecar Jokowi dengan pertanyaan soal Wiranto.
Menurut Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean, Wiranto merupakan tokoh yang membiarkan pelanggaran berat di Timor Leste. Hal itu tercatat dalam laporan 92 halaman yang dikeluarkan Serious Crimes Unit di bawah PBB.
Ferdinand menilai tema pertama debat bisa melemahkan kubu Jokowi, sebab tindakan Jokowi yang dianggap tak menyelesaikan kasus hukum dan HAM.
Selama empat tahun pemerintahannya, aksi Kamisan di depan Istana terus terjadi tanpa ada titik temu. Dalang pembunuhan Munir masih belum tertangkap hingga sekarang. Berbagai dugaan kejahatan HAM di masa lalu pun tidak ada yang diselesaikan.
Di era Jokowi, Ferdinand juga mengklaim kejahatan HAM malah makin banyak. Selain banyaknya kebebasan berpendapat yang diberangus, dia menyontohkan pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan juga tak terungkap.
“Apa yang dilakukan Jokowi untuk menegakan HAM? Sama sekali tidak ada. Jadi itu hanya janji-janji saja,” kata Ferdinand kepada reporter Tirto, Jumat (27/12/2018).
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Dipna Videlia Putsanra