tirto.id - Olahraga lari sedang banyak digandrungi di Indonesia saat ini. Tak hanya lari di daerah yang landai seperti di sekitar lapangan atau di gedung olahraga, banyak juga orang yang melakoni olahraga ini di alam bebas.
Banyaknya bentang alam terbuka yang memiliki pemandangan indah membuat berlari di lintasan hutan, bukit, padang ilalang maupun pantai di Indonesia menarik bagi banyak orang.
Berlari di alam bebas memang lebih melelahkan daripada di daerah yang landai. Namun, lelah itu terbayar karena berlari di alam terbuka bisa dilakukan sambil menikmati pemandangan indah.
Meskipun demikian, menjalani olahraga lari di alam bebas memerlukan banyak persiapan yang matang. Hal ini mengingat lintasan yang dilewati belum pelari tentu mulus dan bersahabat.
Oleh karena itu, pemula yang hendak berlari di alam bebas harus betul-betul mempersiapkan diri dan berlatih menghadapi lintasan yang berat.
Dikutip dari Planet Sport Asia, ada sejumlah tips bagi pemula yang hendak berlari di alam bebas. Sejumlah tips berikut ialah saran dari Ruth Theresia seorang pelari lintas alam, ultra marathoner, dan juara lari 100KM wanita di Ijen Trail Running 2017.
1. Pilih lintasan yang mudah
Menurut Ruth Theresia, lari lintas alam sering diidentikkan dengan medan yang ekstrem. Padahal tidak selalu begitu karena kondisi medan selalu beragam dan sebagian ada yang bersahabat bagi para pemula sekalipun.
“Cari medan yang didominasi tanah atau makadam [jalan pemukiman yang tidak diaspal, biasanya paving block, dengan kontur bergelombang],” kata dia.
Ruth juga memberikan rekomendasi sejumlah area perbukitan yang cocok menjadi lintasan lari bagi para pemula. Misalnya, Sentul di Bogor, Cikole Lembang dan Taman Hutan Raya (Tahura) di Bandung. Selain itu, kawasan Sumber Pitu, Coban Tengah, dan Gunung Butak di Malang.
2. Cari lintasan yang memiliki pemandangan yang indah
Ruth menyarankan agar para pelari pemula di alam bebas mencari lintasan dengan pemandangan yang indah. Dengan begitu, kata dia, kelelahan saat berlari akan terbayar lunas oleh keindahan pemandangan di lintasan. Hal ini bahkan bisa menjadi "candu" bagi pelari pemula.
3. Latihan daya tahan otot
Ruth mengatakan para pelari pemula perlu giat berlatih untuk memperkuat daya tahan otot kaki dan perut sekaligus fleksibilitasnya. Latihan ini dibutuhkan karena sebagian besar medan lari lintas alam tidak rata. Latihan tersebut bermanfaat pula untuk menghindari cedera.
"Fleksibilitas bisa didapatkan dengan melakukan peregangan. Ini agar otot siap dipakai lari dan mengurangi pegal-pegal keesokan harinya,” jelas Ruth.
4. Bawa peralatan yang benar-benar dibutuhkan saja
Para pemula juga perlu memperhatikan barang atau peralatan yang dibawa saat berlari di lintasan alam bebas. Sebaiknya, pelari tak membawa terlalu banyak barang meskipun hal itu kemungkinan akan diperlukan.
Ruth menyarankan agar pelari hanya membawa peralatan yang memang benar-benar dibutuhkan. Misalnya ialah sepatu khusus trail running, baju hangat, vest untuk wadah makanan dan minuman serta headlamp untuk lari pada malam hari.
“Bagi saya, vest atau water bladder merupakan barang bawaan penting. Karena itu, vest sangat disarankan. Untuk minuman, saya sarankan membawa minimal 600 ml. Namanya saja lari di alam, belum tentu ada warung yang menjual minum di rute lari tidak seperti di jalan raya,” ujar Ruth.
5. Berlari secara berkelompok
Bagi pemula tidak disarankan untuk berlari seorang diri di alam bebas. Sangat disarankan untuk berlari secara bersama-sama karena lebih aman, terasa menyenangkan dan bisa saling menjaga satu sama lain.
Penulis: Dewi Sekar Pambayun
Editor: Addi M Idhom