tirto.id - Kebijakan untuk melakukan social distancing di Indonesia masih diberlakukan oleh pemerintah. Kebijakan yang dibuat diharapkan dapat memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Penerapan kebijakan ini memaksa seseorang melakukan pekerjaan dan aktivitas di dalam rumah.
Kondisi ini kemudian dapat mempengaruhi struktur lain kehidupan masyarakat Indonesia.
Keuntungan penerapan social distancing tentunya dapat memutus penyebaran virus, namun social distancing juga memberi dampak lain terutama pada kondisi ekonomi masyarakat.
Ada masyarakat yang tetap bekerja dengan metode online dan dijalankan dari rumah. Namun ada juga masyarakat yang bahkan tidak bisa bekerja karena pekerjaannya tertunda secara keseluruhan.
Kondisi inilah yang membuat pemasukan dana atau finansial menjadi berubah. Bagi mereka yang bekerja kantoran mungkin masih memperoleh gaji walaupun harus menerima konsekuensi pemotongan atau kebijakan lain dari kantor.
Sedangkan bagi mereka yang bekerja mandiri, dengan penundaan bahkan tidak berjualan maka akan mengurangi dan bahkan tidak memperoleh uang untuk menjalani hidup.
Maka, penting bagi kita untuk dapat mengatur keuangan. Hal ini untuk menjamin kebutuhan hidup tercukupi minimal sampai pada tanggal penetapan darurat corona di Indonesia.
Dilansir dariAntara, Prita Hapsari Ghozie selaku perencanaan keuangan dan Analisa Widyaningrum selaku psikolog memberi arahan dan saran yang bisa diterapkan untuk mengatur keuangan selama menjalani social distancing.
Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mengatur keuangan agar mencukupi kebutuhan yaitu:
1. Rekapitulasi Penghasilan
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu dengan merekap semua penghasilan yang sudah didapatkan baik itu selama masa social distancing atau sebelumnya. Melakukan rekapitulasi akan membantu Anda dalam mengatur pengeluaran sesuai dana yang ada.
2. Membuat Anggaran Pengeluaran
Mengatur keuangan kuncinya yaitu menyelaraskan antara pemasukkan dan pengeluaran agar tidak minus dan bahkan kurang.
Pada kondisi pandemi dan harus melakukan social distancing, kia harus bisa membuat rencana pengeluaran.
Buatlah rancangan pengeluaran selama tiga bulan kedepan atau minimal sampai waktu darurat nasional yang ditetapkan pemerintah.
3. Dahulukan Kebutuhan Prioritas
Saat kondisi pemasukan tidak menentu, rencana pengeluaran juga harus disesuaikan dengan kondisi keuangan yang ada.
Menyesuaikan dengan dana saat ini akan memaksa Anda membuat perencanaan untuk kebutuhan yang merupakan prioritas.
Beberapa kebutuhan prioritas seperti pembelian bahan baku sembako, pembelian token listrik, pembayaran tagihan rumah atau kendaraan dan sebagainya.
4. Menghindari pengeluaran yang tidak perlu
Biasanya, pada kondisi keuangan yang baik, kita mengeluarkan sedikit dana untuk kebutuhan kesenangan atau hiburan.
Dilansir dari Laman Lifepal, hal itu bisa saja dipangkas dalam kondisi sekarang ini. Apabila kita pada waktu kerja yang normal di luar rumah, bisa saja kita memerlukan dana tambahan sekedar untuk meminum kopi di kedai kopi, namun karena saat ini Work From Home WFH) sedang diberlakukan maka dana tersebut bisa dipangkas dan dialihkan untuk kebutuhan prioritas lainnya.
5. Menyisihkan dana cadangan
Dana cadangan bisa digunakan dalam keadaan darurat dan dalam kodnisi terdesak. Cadangan dana ini tentunya harus disesuaikan dengan benar agar hal-hal yang tidak diinginkan terjadi tetap bisa terbackup dengan baik.
Penulis: Cornelia Agata Wiji Setianingrum
Editor: Yandri Daniel Damaledo