Menuju konten utama
Pembakaran Pesawat Susi Air

Tinggalkan Distrik Paro Nduga, Aparat Gabungan Evakuasi Warga

Tim gabungan telah mengerahkan tiga helikopter untuk evakuasi. Saat ini ada 25 orang yang dilakukan penyelamatan.

Tinggalkan Distrik Paro Nduga, Aparat Gabungan Evakuasi Warga
Pesawat Susi Air dengan nomor penerbangan SI 9368 diduga dibakar oleh KKB saat berada di Bandara Paro, Nduga. Hingga kini, aparat tengah melakukan investigasi. foto/twitter/Antaranews

tirto.id - Tim gabungan TNI dan Polri mengevakuasi warga dari teror kelompok bersenjata usai pembakaran pesawat Susi Air di Distrik Paro, Kabupaten Nduga. Evakuasi menggunakan helikopter.

"TNI dan Polri membantu mengevakuasi warga yang sakit, wanita dan anak-anak yang meninggalkan Distrik Paro. Banyak warga Paro yang tidak mampu melanjutkan perjalanan karena kelelahan, lapar dan sakit," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady, dalam keterangan tertulis, Jumat, 10 Februari 2023.

Tim gabungan telah mengerahkan tiga helikopter untuk evakuasi. Saat ini ada 25 orang yang dilakukan penyelamatan.

Selain itu, saat ini aparat terus mencari pilot Susi Air, Philips Max Marthin, yang masih belum diketahui keberadaannya lantaran disandera oleh kelompok pro kemerdekaan Papua.

"Ada sejumlah tim yang siap diterjunkan ke Distrik Paro guna mencari keberadaan Pilot," ucap Benny.

Pesawat Susi Air dengan nomor penerbangan SI 9368 dibakar oleh TPNPB pimpinan Egianus Kogoya di Landasan Terbang Paro, Distrik Paro, pada Selasa pagi, 7 Februari 2023.

Usai pembakaran, pilot Susi Air dengan nomor registrasi PK BVY dengan rute Timika-Paro itu pun disandera. Philips berangkat dari Bandara Mozes Kilangin, Kabupaten Mimika, membawa lima penumpang, yakni Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W.

Pesawat tersebut seharusnya kembali menuju Bandara Mozes Kilangin pada pukul 07.45. Hingga pukul 09.15, pesawat itu tak kembali.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom menyatakan alasan pihaknya menyandera Philips adalah politis.

"TPNPB bakar pesawat saja. Lalu bawa pilot sebagai sandera sebagai jaminan, kami harus bicara dengan pemerintah Selandia Baru dan Jakarta, (dengan) Presiden Joko Widodo. Begitu jelas tujuan politiknya," terang Sebby, kepada Tirto, Kamis, 9 Februari 2023.

Baca juga artikel terkait SUSI AIR atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Abdul Aziz