Menuju konten utama
Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas dan Mimpi Lolos ke Piala Dunia: Perlukah Strategi Baru?

Untuk pertama kalinya, Timnas Garuda berhasil melangkah ke Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Timnas dan Mimpi Lolos ke Piala Dunia: Perlukah Strategi Baru?
Pesepak bola Timnas Indonesia Ole Lennard Romenij (tengah) bersama rekan senegaranya Yakob Sayuri (kanan) dan Egy Maulana Fikri (kiri) melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Timnas China pada pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran ketiga Grup C di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/6/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/Lmo/tom.

tirto.id - Sekira 69 ribu penonton memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, malam itu. Sorak sorai menggema dan pelukan penuh haru mewarnai tribun stadion bersejarah itu saat Ole Romeny dengan tenang menaklukkan kiper Cina melalui titik putih. Gol tunggal itu mengantarkan Timnas Indonesia 1-0 atas sang tamu dalam laga sarat makna.

Dan malam itu pun tercatat dalam sejarah: untuk pertama kalinya, Timnas Garuda berhasil melangkah ke Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Mimpi jutaan pecinta sepak bola tanah air untuk melihat Timnas berlaga di Piala Dunia yang dulu nampak begitu jauh, kini tinggal selangkah lagi.

Timnas Indonesia dipastikan menjadi salah satu dari enam tim yang akan berlaga di Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Kepastian ini diperoleh usai Skuad Garuda berhasil mengunci posisi keempat pada klasemen akhir grup C di ronde ketiga. Selain Indonesia, lima negara lain yang juga lolos ke fase ini adalah Arab Saudi, Irak, Uni Emirat Arab, Qatar dan Oman.

Nantinya, keenam tim yang lolos dalam pertarungan ronde keempat ini akan dibagi ke dua grup. Masing-masing juara grup akan langsung lolos ke Piala Dunia 2026. Kemudian 2 tim runner-up akan melakoni Kualifikasi Ronde 5, untuk memperebutkan 1 tiket ke babak playoff antarkonfederasi.

Roller Coaster Kiprah Timnas

Euforia yang memuncak usai timnas berhasil mengalahkan Cina dan memastikan diri lolos ke ronde keempat nyatanya hanya bertahan sekejap. Lima hari setelah pesta di Gelora Bung Karno (GBK), Skuad Garuda luluh lantak saat harus bertandang ke Osaka, Jepang. Skuad asuhan Patrick Kluivert harus menelan kekalahan telak 0-6 dari Daichi Kamada dan kawan-kawan.

Pengamat sepak bola, Aun Rahman, menilai situasi ini mencerminkan perjalanan Timnas Indonesia sepanjang fase kualifikasi sebagai sesuatu yang penuh dinamika—naik turun dan tak terduga– layaknya sebuah roller coaster.

“Penampilan Timnas di R3 Asian Qualifiers ini cukup roller coaster. Mulai spektakuler nahan imbang Saudi di kandang mereka, laga kontroversial lawan Bahrain, sampai ya dua kali dapat pelajaran dari timnas terbaik di Asia, Jepang,” ujarnya saat dihubungi Tirto, Kamis (12/6/2025).

Aun melihat bahwa dari sisi taktikal, timnas sudah mulai menemukan cara bermain yang pas untuk diterapkan ke depan. Pola bermain yang mengandalkan pertahanan rapat dan transisi cepat dinilai cocok dengan karakter skuad Garuda saat ini.

Timnas Jepang vs Indonesia

Gelandang Jepang Wataru Endo berebut bola dengan gelandang Indonesia Beckham Putra Nugraha pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia Grup C Asia antara Jepang dan Indonesia di Osaka pada 10 Juni 2025. (Photo by PAUL MILLER / AFP)

Namun, ia juga menyoroti aspek mentalitas yang masih perlu dibenahi, khususnya saat bermain di laga tandang. Menurut Aun, performa terbaik Timnas sejauh ini justru lebih sering muncul saat bermain di kandang, Stadion Gelora Bung Karno.

“Mentalitas tandang masih harus dibenahi. Karena hasil bagus terjadi kebanyakan ketika laga home di GBK. Menang lawan Saudi, Tiongkok, dan Bahrain. Serta menahan imbang Australia,” sambungnya.

Sebagai informasi, Indonesia tergabung dalam grup C dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 Ronde Ketiga bersama dengan tiga tim raksasa Asia yaitu Jepang, Australia dan Saudi Arabia. Dengan total memainkan 10 laga, Timnas Garuda berhasil menorehkan 12 poin hasil dari tiga kali kemenangan, tiga kali imbang dan empat kali kalah.

Tiga kemenangan yang diraih Timnas Indonesia seluruhnya tercatat saat bermain di kandang sendiri, yakni di Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Dalam tiga laga itu, timnas berhasil mengandaskan perlawanan Saudi Arabia, Bahrain dan Cina. Timnas juga berhasil menahan tim langganan Piala Dunia yaitu Australia dengan skor kacamata.

Berbanding terbalik, performa Skuad Garuda nampak loyo saat bermain tandang. Timnas tiga kali kalah, dua bahkan dengan skor telak saat melawan Australia dengan skor 1-5, dan saat melawan Jepang dengan skor 0-6 saat bermain di kandang lawan. Sisanya, Indonesia juga hanya bisa bermain imbang saat bertandang ke Arab Saudi dan Bahrain.

Aun Rahman menyoroti permasalahan klasik yang belum sepenuhnya terselesaikan di tubuh Timnas Indonesia, yakni soal penyelesaian akhir yang belum cukup klinis. Menurutnya, persoalan ini sudah terlihat sejak era kepelatihan Shin Tae-yong dan masih berlanjut hingga kini di bawah arahan Patrick Kluivert.

Ia mengamati, ada banyak momen dalam pertandingan, dimana timnas kesulitan untuk mengkonversi peluang menjadi sebuah gol. Meski kehadiran Ole Romeny menjadi angin segar, namun Aun mengingatkan, ketergantungan pada satu pemain untuk mencetak gol bukanlah solusi jangka panjang.

“Keberadaan Ole Romeny memang cukup mengatasi soal bikin gol. Tapi tentu tidak setiap saat Romeny akan dalam situasi untuk bisa bikin gol bukan?” katanya.

Sebagai informasi, Skuad Garuda memang hanya mampu mencetak sembilan gol dari total 10 pertandingan sepanjang fase ini. Ole Romeny tampil sebagai pencetak gol terbanyak bagi Timnas Indonesia sepanjang fase ini dengan torehan tiga gol.

Striker muda milik Oxford United tersebut mencetak sepertiga dari total sembilan gol yang dilesatkan timnas selama ronde ketiga. Menariknya, ketiga gol tersebut berhasil ia cetak hanya dalam empat pertandingan.

Dua gol timnas lainnya di fase ini disumbang oleh kolega Ole di Oxford United, Marselino Ferdinan. Sementara, Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, Rafael Struick dan Sandy Walsh masing-masing menyumbang satu gol.

Catatan menarik lainnya datang dari duo punggawa timnas yaitu Jay Idzes dan Thom Haye yang tercatat selalu tampil dalam 10 pertandingan fase ini. Catatan lebih spesial ditorehkan Jay Idzes, pemain Venezia FC itu, selalu tampil penuh selama 90 menit mengawal pertahanan timnas di fase ini. Jika dirata-ratakan Idzes tampil selama 900 menit membela timnas.

Di sisi lain, sektor pertahanan timnas juga menunjukan tanda-tanda kerapuhan yang cukup mengkhawatirkan. Sepanjang ronde ketiga, Indonesia kebobolan sebanyak 20 gol—jumlah yang sama dengan Tiongkok sekaligus yang terburuk di Grup C.

Catatan ini menurut Aun juga menjadi sinyal bahwa lini belakang masih menjadi titik lemah yang perlu mendapat perhatian khusus, terutama jika timnas ingin bersaing di fase berikutnya.

“Kita kemasukan 20 gol, sama dengan Tiongkok yang ada di peringkat di bawah Indonesia. Pertanda kita terlalu mudah untuk kemasukan,” ujarnya.

Belajar dari Kekalahan Telak Lawan Jepang

Pengamat sepak bola, Rossi Finza Noor, menilai perjalanan timnas di ronde ketiga memang penuh dinamika, dengan pasang surut yang mencerminkan proses pembelajaran dan adaptasi.

Rossi menilai, dua pelatih yang menangani timnas di fase ini yaitu Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert sama-sama punya kekurangan ketika mengaplikasikan taktik di lapangan. Namun, keduanya juga punya momen bagus; baik Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert beberapa kali bisa memperbaiki kesalahan dan beradaptasi dengan lawan.

“Kluivert, misalnya, setelah kalah dari Australia, memutuskan untuk tidak bermain dengan pressing tinggi, tetapi memilih bermain midblock dengan kerapatan di tengah, lalu memukul lawan lewat bola direct. Cara itu bekerja cukup bagus sampai akhirnya Timnas dipukul Jepang 0-6,” ujarnya saat dihubungi Tirto, Kamis (12/6/2025).

Sebagai informasi, Shin Tae-yong mengarsiteki total enam laga pada fase ini. Dengan catatan satu kemenangan, tiga hasil imbang dan dua kekalahan. Sementara, Patrick Kluivert memegang komando dalam empat laga akhir fase ini. Dengan catatan, dua kali menang dan dua kali kalah.

Rossi menilai ada beberapa pelajaran penting yang bisa dipetik dari sisi taktikal usai kekalahan telak 0-6 saat melawan Jepang kemarin. Saat tidak menguasai bola, timnas menggunakan formasi 5-4-1 yang cenderung pasif. Dalam laga tersebut, para pemain memang disiplin menjaga posisi dan terlihat disiplin.

Strategi ini sebenarnya tidak keliru secara prinsip. Namun, menghadapi tim sekelas Jepang yang memiliki pergerakan tanpa bola yang sangat dinamis serta kemampuan mencari ruang di antara lini, pendekatan seperti itu menjadi kurang efektif.

“Tiap pemain fokus untuk stay in position, disiplin. Itu memang tidak salah, tetapi ketika menghadapi Jepang yang punya pergerakan tanpa bola yang apik—mereka bisa mencari ruang antar lini—cara itu tidak berdampak signifikan,” katanya.

Lalu, pendekatan strategi seperti apa yang ideal dilakukan dalam menghadapi ronde keempat?

Analisis Strategi dan Peluang Indonesia di Ronde Keempat

Melihat peta kekuatan lawan di ronde keempat, Rossi menilai peluang Indonesia sebenarnya cukup terbuka, terutama jika berkaca pada kemampuan Skuad Garuda mengatasi tim-tim seperti Arab Saudi, Cina dan Bahrain. Dalam laga-laga tersebut, timnas memang mampu menunjukkan ketangguhan dan kedisiplinan taktik yang efektif.

Namun, tantangan besar masih ada. Indonesia terbukti cukup kesulitan saat berhadapan dengan tim-tim papan atas seperti Jepang dan Australia, yang memiliki level permainan dan intensitas berbeda.

“Indonesia kesulitan ketika menghadapi tim-tim seperti Jepang dan Australia. Satu tim yang perlu diwaspadai, karena sudah terbukti cukup membuat Timnas kerepotan, adalah Irak,” katanya.

Suporter Timnas Indonesia

Suporter Timnas Indonesia meneriakan yel-yel saat bertanding melawan Vietnam pada pertandingan lanjutan Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (21/3/2024). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom)

Seperti kata Rossi, Irak terbukti masih menjadi lawan tangguh bagi timnas. Indonesia sejatinya telah dua kali bertemu Irak pada ronde kedua, dalam dua laga itu Skuad Garuda dua kali takluk baik saat bermain di Irak maupun tanah air, masing-masing dengan skor 1-5 dan 0-2.

Indonesia dan Irak sendiri telah sembilan kali bertarung dalam laga resmi sejak tahun 1968. Hasilnya, timnas baru sekali menang melawan Irak, dua kali imbang dan menelan enam kali kekalahan dari Negeri 1001 Malam tersebut.

Dalam menghadapi ronde keempat, Rossi menyebut salah satu aspek yang masih perlu banyak perbaikan dalam permainan Timnas Indonesia adalah fase menyerang. Mulai dari cara menyusun serangan, pemilihan waktu untuk melepas bola, hingga pengambilan keputusan di momen-momen penting, semuanya masih belum konsisten.

Sementara itu, melihat potensi lawan-lawan yang akan dihadapi berasal dari negara Asia Barat atau Timur Tengah yang bermain sangat fisikal, Aun menilai, pendekatan taktis ideal bagi Indonesia adalah menerapkan strategi yang serupa seperti saat menghadapi Arab Saudi dan Bahrain.

“Blok pertahanan menengah, bukan terlalu rendah. Lebih sabar dan efisien. Fokus pada transisi, dan serangan balik yang cepat serta eksplosif,” ujar Aun.

Presiden Terima Kedatangan Timnas Indonesia

Presiden menerima kedatangan Timnas Indonesia dalam jamuan makan siang di kediaman pribadinya, setelah kemenangan atas Tiongkok pada laga semalam. (FOTO/Tim Media Presiden)

Sebagai informasi, di antara enam negara yang berhasil melaju ke Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia, Indonesia menjadi tim dengan peringkat FIFA terendah. Skuad Garuda saat ini bercokol pada ranking 123 dunia–meski ini adalah pencapaian terbaik dalam beberapa tahun terakhir.

Tak hanya itu, beberapa negara calon lawan timnas di fase ini seperti Arab Saudi, Irak dan Qatar merupakan negara yang telah memiliki pengalaman mentas di gelaran Piala Dunia dalam beberapa periode terakhir.

Soal peluang Indonesia di ronde keempat, Aun menilai, segalanya akan sangat bergantung pada hasil undian grup nanti—siapa yang akan menjadi lawan Indonesia. Menurutnya, secara matematis, peluang untuk menjadi juara grup dan lolos langsung ke Piala Dunia memang tetap terbuka. Namun, jika berbicara secara realistis, target yang lebih masuk akal adalah mengamankan posisi runner-up grup.

“Tergantung kocokannya kita akan bertemu siapa. Peluang jadi pimpinan grup dan lolos otomatis memang ada. Tapi kalau bicara realistis. Mengamankan runner-up grup. Lalu menang di laga play-off R5,” tutupnya.

Baca juga artikel terkait BOLA atau tulisan lainnya dari Alfitra Akbar

tirto.id - Olahraga
Reporter: Alfitra Akbar
Penulis: Alfitra Akbar
Editor: Anggun P Situmorang