tirto.id - Tim Disaster Victim Identification (DVI) kasus kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 telah menerima tujuh kantong jenazah. Kantung itu merupakan hasil pencarian tim SAR di perairan Kepulauan Seribu.
Ada 306 personel DVI yang tergabung dalam operasi ini yaitu Polri, TNI, Kementerian Kesehatan, serta perhimpunan dokter forensik. "Mulai besok Tim DVI mengidentifikasi terhadap kantong jenazah yang telah kami terima," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono di RS Polri Kramat Jati, Minggu (10/1/2021).
Kini, tim DVI telah menerima 21 sampel DNA dari keluarga korban. Rusdi berharap keluarga korban dapat memberikan dokumen atau keterangan apapun yang dapat membantu pengidentifkasian jenazah.
Berdasar pengamatan data di flightradar24.com pesawat jatuh atau terbang merendah namun dalam kecepatan tinggi.
Dari data yang berbasis Automatic Dependent Surveillance–Broadcast (ADS–B), pesawat yang dioperasikan sejak 13 Mei 1994 (26,8 tahun yang lalu) itu, lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta pada 07:35 UTC. Jika UTC itu dikonversikan, menjadi pukul 14.35 WIB.
Setelah itu, pesawat berbelok ke arah kanan dan mendaki di ketinggian 10.175ft, ketika melintasi garis pantai pada 14:39 WIB. Kemudian pada detik-detik setelah 14:40 WIB (07:40 UTC), menjadi bagian krusial bagi Boeing 737-524 dengan registrasi PK-CLC itu.
Pesawat rute Jakarta ke Pontianak itu berbelok tajam ke arah kanan. Perlahan ketinggian maupun kecepatannya menurun dalam hitungan detik.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Restu Diantina Putri