tirto.id - Belakangan, kabar mengenai bahaya tidur menggunakan kipas angin ramai di media sosial. Informasi ini, salah satunya, disebarkan oleh akun Siti di Grup Facebook Pemuda Hijrah Ustadz Hanan Attaki (arsip).
Dalam unggahannya, Siti menuliskan, "Bahaya Tidur Menggunakan Kipas Angin..!!! Bantu Share,,Karna Satu Share Dari Anda Bisa Menyelamatkan Ribuan nyawa Orang!!!!"
Siti tidak menuliskan sumber informasi pada unggahannya. Ia menjelaskan beberapa bahaya yang dapat ditimbulkan dari tidur dengan kipas angin mengarah ke tubuh. Beberapa bahaya yang ia sebutkan adalah tubuh yang kekurangan oksigen, penurunan suhu tubuh secara drastis, hipotermia dan dehidrasi, penyakit Bell’s Palsy, hingga kematian.
Hingga 2 Desember 2019, unggahan Siti tersebut mendapat ribuan reaksi dan telah dibagikan sebanyak 15 ribu kali.
Informasi serupa ternyata cukup banyak berseliweran di dunia maya. Beberapa situs pernah membuat ulasan mengenai bahaya tidur dengan kipas angin. Beberapa di antaranya adalah Selka.id, Popmama.com, dan Laziswahdah.org.
Perlu dicatat, ketiga situs ini tidak menuliskan secara spesifik bahaya tidur dengan kipas angin diarahkan ke tubuh, melainkan bahaya tidur dengan kipas yang menyala terus-menerus. Selain menuliskan bahaya-bahaya seperti yang disebut dalam unggahan Siti, ketiga situs ini juga menambahkan beberapa bahaya lainnya.
Selka.id, misalnya, mengklaim bahwa tidur dengan kipas angin diarahkan ke tubuh dapat menyebabkan kaku otot. Menurut Selka pula, lemas dan kaku di bagian otot tertentu dapat terjadi jika terlampau lama menggunakan kipas angin saat tidur.
Kemudian, situs Popmama.com menuliskan bahwa tidur dengan kipas angin dapat menyebabkan penyebaran bakteri, kuman atau bahkan virus lewat udara, apalagi jika ruangan tidak dapat menyaring udara dengan baik.
Sementara situs Laziswahdah.org menuliskan bahwa bahaya menggunakan kipas angin saat tidur dapat menyebabkan badan kurang bugar dan menyebabkan kulit kering.
Benarkah tidur dengan kipas angin yang mengarah ke tubuh berbahaya?
Fakta
Berdasarkan penelusuran Tirto, foto seorang pria dengan kipas angin tersebut merupakan hasil jepretan Han Jae Hoe dari Reuters pada 2007. Dalam keterangan foto ditulis bahwa saat musim panas, cuaca malam hari di Korea Selatan akan sangat dingin. Musim panas di Korsel juga berkaitan erat dengan mitos-mitos mengenai kipas angin.
Informasi mengenai dampak negatif penggunaan kipas angin terhadap kesehatan telah ada sejak lama. Penelusuran Tirto menunjukkan bahwa kepercayaan ini telah berkembang sejak tahun 70-an di Korsel. Orang Korsel menyebutnya dengan Kematian karena Kipas Angin (Fan Death).
Kepercayaan ini cukup dikenal dalam budaya Korsel. Menurut kepercayaan ini, menghidupkan kipas angin listrik di ruang tertutup akan berakibat fatal. Namun, meski tidak ada bukti konkrit yang mendukung kepercayaan ini, masyarakat Korsel masih mempercayai hal tersebut hingga hari ini.
Dikutip dari New York Times, teori-teori mengenai Fan Death menyebutkan bahwa udara yang berasal dari kipas angin di ruang tertutup dapat menyebabkan hipotermia, dan pada akhirnya mengarah pada kegagalan organ. Menurut mitos ini pula, kipas angin tersebut dapat mengurangi oksigen dan menyebabkan sesak napas. Masyarakat Korsel juga percaya bahwa kipas angin dapat mengubah molekul oksigen menjadi karbon dioksida.
Times menegaskan bahwa tidak satu pun dari teori ini benar. Namun, hal tersebut tidak menghentikan media Korsel untuk menuliskan laporan terkait Fan Death. Pemerintah bahkan juga mempercayai mitos ini. Pada 2006, Dewan Perlindungan Konsumen Korsel yang berada di bawah pemerintah mendaftarkan "sesak napas yang diakibatkan kipas angin listrik" sebagai satu dari lima kecelakaan yang dapat terjadi pada musim panas.
Times juga mencatat bahwa Fan Death merupakan tipu muslihat yang ditetaskan oleh pemerintah otoriter negara itu pada era 1970-an untuk mencegah warga menggunakan terlalu banyak listrik. Akibatnya, penggunaan kipas angin listrik kala itu berkurang.
Sementara itu, penelitian dari Mansoor, S. N., & Rathore, F. A. (2015) menyanggah mitos soal penyakit Bell’s Palsy (kelumpuhan otot wajah) yang disebabkan oleh terpaan angin. Penelitian ini menyebutkan orang-orang Pakistan dan orang-orang yang sering berlayar, sehingga sering terpapar cuaca dingin, percaya bahwa Bell’s Palsy disebabkan oleh paparan angin. Padahal, belum ada literatur yang memuat risiko paparan angin sebagai penyebab penyakit ini. Bell’s Palsy sendiri merupakan kelainan neurogenik dan bukan penyakit pembuluh darah.
Namun, dunia maya sendiri memiliki beragam reaksi terhadap paparan kipas angin sebagai penyebab penyakit Bell’s Palsy. Situs Halodoc, misalnya, mengklaim bahwa paparan angin dingin seperti kipas angin, AC, maupun suhu alami udara dapat menyebabkan Bell’s Palsy.
Sementara situs Alodokter menjelaskan bahwa penyebab Bell’s Palsy hingga kini belum diketahui secara pasti. Ada yang mengaitkan Bell’s Palsy dengan paparan angin atau udara dingin. Ada juga yang menyetakan peradangan saraf disebabkan oleh infeksi virus, antara lain; infeksi virus Herpes simpleks atau herpes kongenital, infeksi virus varicela Zoster, penyakit Lyme yang disebabkan oleh kutu, sifilis, dan virus Epsteinn barr. Selain itu, Bell’s palsy juga dikaitkan dengan kondisi penurunan sistem pertahanan tubuh, seperti pada infeksi HIV dan penyakit diabetes.
Menurut situs Raredisease.org, penyebab pasti Bell's Palsy tidak diketahui. Gangguan virus dan imunitas sering disebut sebagai penyebab gangguan ini. Mungkin juga Bell’s Palsy disebabkan oleh keturunan. Gejala ini berkembang karena kurangnya pasokan darah dan tekanan pada saraf kranial ke-7 sebagai akibat pembengkakan saraf.
Sementara terkait klaim soal kipas angin yang dapat menyebabkan alergi, situs kesehatan Johns Hopkins Medicine menjelaskan tidur dengan kipas angin menyala memang dapat membangkitkan berbagai alergi, misalnya, alergi hidung (rhinitis) dan gangguan asma parah. Pasalnya, kipas angin dapat mengumpulkan debu dan kotoran dan menyirkulasikannya ke dalam ruangan.
Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi mengenai bahaya tidur dengan kipas angin menyala bersifat salah sebagian (partly false). Satu-satunya klaim yang dapat dipastikan benar adalah kipas angin dapat menyebabkan alergi dan gangguan asma karena debu dan kotoran.
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara