tirto.id - Belum lama ini ramai kabar berantai di beberapa grup WhatsApp ihwal buah pisang dengan noktah merah. Noktah merah itu dinarasikan sebagai darah dan mengandung virus HIV/AIDS. Informasi itu juga mengungkapkan sekelompok orang telah menyuntik buah pisang dengan darah HIV/AIDS untuk membunuh jutaan orang di seluruh dunia.
Selain keterangan informasi, nampak sebuah foto yang menggambarkan pisang sedang disuntik cairan berwarna merah. Foto itu memperlihatkan teks berbahasa Spanyol bertuliskan Alerta. Se han detectado plátanos infectados con SIDA en todo México, yang artinya waspada pisang yang mengandung AIDS telah terdeteksi di seluruh Meksiko.
Teks tertulis Es urgente compartir esta nota dan Millones se podrian infectar, maknanya kurang lebih "penting membagikan catatan ini" dan "Jutaan orang bisa terinfeksi". Ada juga teks bertuliskan Así lo confirmó la Directora de la Organización Mundial de la Salud yang bila diterjemahkan "mendapat konfirmasi oleh Direktur Kesehatan Dunia" yang berada di bagian bawah.
Fakta
Informasi soal pisang mengandung darah HIV/AIDS tak hanya tersebar di grup WhatsApp, juga pada unggahan media sosial lainnya. Salah satunya berasal dari unggahan akun Facebook bernama Cahaya Surga. Sedikitnya 11 ribu pengguna telah membagi unggahan dari akun tersebut. Unggahan itu juga mendapatkan 10 ribu respons emoticon, serta 732 komentar, hingga per Senin 22 Oktober 2018 pukul 16.00 WIB.
Selain foto pisang dengan warna merah di dalamnya, Akun Cahaya Surga juga membagi foto jeruk dengan warna merah di bagian tengahnya. Pesannya masih sama, yakni, melalui sebuah teks imbauan:
“Demi keselamatan Umat, tolong sebar luaskan. Jika Anda melihat buah-buahan yang di dalamnya mengandung warna aneh merah di dalamnya tidak usah dimakan karena sekelompok orang menyuntik buah dengan darah yang mengandung HIV dan AIDS dengan tujuan membunuh jutaan orang di seluruh dunia. Itu adalah satanisme”
Apakah gambar itu baru muncul belakangan ini?
Melalui penelusuran dengan teknik reverse image, informasi soal pisang mengandung darah HIV/AIDS adalah kabar yang telah muncul lama. Setidaknya telah berantai sejak 2015, dengan versi foto berbahasa Spanyol. Sumber informasi dan foto hal yang sama juga berbahasa Spanyol muncul pada alamat URL http://www.noticia24hrs.com/2016/01/alerta-se-han-detectado-platanos.html.
Namun, laman noticia24hrs.com sudah tidak dapat diakses. Laman web archive.org (https://web.archive.org/web/*/http://www.noticia24hrs.com/2016/01/alerta-se-han-detectado-platanos.html) laman tersebut telah 22 kali tercatat masuk dalam crawled arsip, antara 9 Januari 2016 hingga 26 Oktober 2017.
Di Amerika Serikat, sejak 2015 saat kabar ini mulai berkembang, beberapa versi ceritanya juga muncul di media sosial. Pada 13 November 2015, Washington Post menulis artikel berjudul What was fake on the Internet this week: HIV blood in bananas and SeaWorld whales in plastic bags
Pada awal 2017, sebuah laman bernama CNNews3.com melakukan modifikasi foto, caranya dengan menyematkan logo CNN pada informasi tersebut. Namun, narasinya tetap serupa, yaitu memberitakan pisang dari sebuah toko swalayan di Oklahoma positif mengandung HIV/AIDS.
Di Afrika Selatan, rumor yang sama juga ramai menjadi kabar berantai pada 2016, dan telah disanggah oleh Kementerian Kesehatan setempat. Di Singapura, kabar yang sama sempat berkembang pada 2017, seperti yang ditulis oleh Straits Times yang menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar.
Apakah virus HIV/AIDS dapat menular melalui darah bila disuntik pada buah-buahan khususnya pisang?
Adanya informasi soal pisang mengandung darah penderita HIV/AIDS yang keterangannya berasal dari Direktur Kesehatan Dunia (WHO) juga tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Pada fact-sheet yang termuat dalam laman WHO, penularan HIV dapat terjadi melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari individu yang terinfeksi, seperti darah, air susu ibu, air mani dan cairan vagina. Penegasan dilakukan bahwa seseorang tidak dapat terinfeksi melalui kontak sehari-hari biasa seperti berciuman, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan atau air.
Sementara itu, dalam laman Centers for Disease Control and Prevention dari U.S. Department of Health & Human Services disebutkan soal yang anak-anak mengonsumsi makanan yang telah dikunyah oleh pengasuh yang terinfeksi HIV. Namun kasus-kasus semacam ini langka terjadi. Sampai dengan saat ini, HIV diketahui belum menyebar melalui makanan. Virus pun tercatat tidak dapat bertahan lama di luar tubuh.
Kesimpulan
Hasil yang dapat disimpulkan adalah kabar berantai pisang mengandung darah HIV/AIDS adalah informasi yang salah. Hal yang sama turut terjadi dengan informasi yang menggunakan jenis buah berbeda. Sumber yang dapat diidentifikasi sebagai kabar pertama bermula bermodelkan laman palsu. Cerita bahkan turut menyebar ke dalam beberapa versi ataupun serupa di berbagai negara. Artinya, informasi ini masuk dalam kategori disinformasi.
Catatan resmi dari WHO telah menegaskan informasi utuh soal bagaimana penularan HIV dapat terjadi. Kasus kabar berantai pisang mengandung darah HIV/AIDS masih menyebar sampai dengan sekarang. Persoalan pemahaman dan stigma terhadap HIV/AIDS menjadi pendorong disinformasi terus menyebar.
===========
Tirto mendapat akses aplikasi CrowdTangle yang menunjukkan sebaran sebuah unggahan (konten) di Facebook, termasuk memprediksi potensi viral unggahan tersebut. Akses tersebut merupakan bagian dari realisasi penunjukan Tirto sebagai pihak ketiga dalam proyek periksa fakta Facebook.
Editor: Suhendra