tirto.id - Pelaksana acara Malam Munajat 212 di Monas, Jakarta Pusat, melarang wartawan untuk memasuki ruangan sekitar panggung termasuk bagian belakang. Kawasan tersebut dijaga oleh Laskar Pembela Islam (LPI).
Sejumlah wartawan berada pada bagian samping atau belakang ruangan area panggung tersebut.
Sempat terjadi kericuhan saat ada copet telepon genggam tertangkap. Panitia melalui LPI membawa pencopet keluar dari areal tersebut. Beberapa di antara orang berseragam LPI heran dan melontarkan pernyataan kepada copet, "Kok bisa masuk?"
Saat kericuhan berlangsung, dan terduga pelaku dibawa oleh LPI, sejumlah wartawan langsung mendatanginya. Namun, orang-orang LPI menghadang, "Mundur, mundur," ujar beberapa di antara mereka.
Dilaporkan dari lokasi Munajat 212, tampak panitia membawa 1 orang dari area panitia. Panitia melarang siapapun yang ada di lokasi itu untuk merekam atau mengabadikan momen pengamanan tersebut.
Laki-laki itu dibawa panitia ke luar lokasi bersama 4-5 orang panitia. Mereka melontarkan kata-kata kasar kepada orang tersebut.
"Nangis lu, gembel lu," kata salah satu orang yang menariknya.
Sebelumnya juga ada kericuhan akibat ada seorang terduga copet tertangkap. Panitia juga melarang untuk mengabadikan momen.
Wartawan media daring yang berada di lokasi, merekam kejadian itu justru mendapat ancaman dari panitia.
Puluhan anggota Laskar Pembela Islam (LPI) mengerubungi wartawan yang merekam kericuhan. Mereka tampak berusaha mengambil ponsel yang digunakan untuk merekam.
Wartawan yang bersangkutan tidak berdiam diri. Dia tetap berupaya agar telepon selulernya tidak diambil oleh massa.
Wartawan itu akhirnya dipaksa masuk ke dalam kawasan panitia. Beberapa belas menit kemudian, wartawan dilepaskan.
Acara yang disebut Novel Bamukmin, sebagai Malam Munajat 212, acara tersebut diadakan oleh Lembaga Dakwah FPI Pusat dan MUI Jakarta.
"Jadi yang mengadakan ini Lembaga Dakwah FPI Pusat dan MUI Jakarta," kata Novel saat dihubungi oleh reporter Tirto, Kamis (21/2/2019).
Di sisi lain, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta menjawab tentang pelaksanaan acara doa bersama di Monas, Jakarta, Kamis (21/2/2019).
MUI Jakarta menyebut, acara bukan lah Munajat 212, tetapi acara senandung salawat.
"Bukan (acara munajat 212), kalau dari MUI DKI kita namanya Senandung Salawat," kata Sekretaris Infokom MUI Jakarta Nanda Khairiyah.
Nanda membenarkan, acara di Monas diselenggarakan oleh MUI Provinsi DKI Jakarta. Acara tersebut digelar untuk bersifat muhasabah (instropeksi diri). Mereka ingin mengadakan acara untuk menyatukan umat yang ada di Jakarta, dan Indonesia.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Zakki Amali