tirto.id - Junta militer Myanmar dituding telah melakukan pembunuhan terhadap 13 orang penduduk desa di Myanmar tengah, 11 mayat di antaranya ditemukan dalam keadaan terbakar. Insiden itu terjadi pada Selasa, 7 Desember 2021.
BBCmelaporkan, tragedi itu terjadi di dekat kota Monywa dan dilakukan setelah milisi lokal yang menentang kekuasaan militer melakukan serangan dua bom terhadap konvoi militer.
Junta militer belum memberikan tanggapan atas kejadian itu, namun menurut keterangan penduduk setempat, tentara menyapu desa-desa terdekat, kemudian mengumpulkan dan membunuh enam pria dan lima remaja.
Masih menurut keterangan penduduk setempat, milisi lokal atau relawan pasukan pertahanan rakyat (kelompok bersenjata) yang dibentuk untuk melawan militer telah menanam dua bahan peledak rakitan di jalan yang digunakan militer.
Salah satu bom itu meledak lebih awal dan membunuh dua orang yang menanamnya. Sedangkan bom kedua meledak, dua pria lagi dilaporkan ditahan dan ditembak mati.
Atas hal itu, warga kemudian menuding militer menyapu desa-desa terdekat, menangkap denam pria dan lima remaja laki-laki yang bersembunyi. Tangan mereka diikat, ditembak dan dibakar.
Di sisi lain, Guardian melaporkan, berdasarkan foto dan video yang beredar, mayat terlihat hangus di desa Don Taw, wilayah Sagaing. Rekaman itu diambil tak lama setelah orang-orang ditembak dan dibakar. Bahkan beberapa korban dilaporkan masih hidup saat dibakar.
Respons PBB Terhadap Pembunuhan
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan bahwa dia prihatin dengan pembunuhan 11 orang itu dan sangat mengutuk keras. Ia menyatakan: "laporan yang dapat dipercaya menunjukkan bahwa lima anak termasuk di antara orang-orang yang tewas".
Kendati demikian, klaim tentang pembunuhan 11 orang itu susah diverifikasi secara independen. Namun, seorang pekerja sukarelawan di daerah itu yang meminta tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters melalui telepon. Menurut dia, pasukan militer telah memasuki desa Don Taw pada Selasa pagi dan para korban tewas sekitar pukul 11 pagi.
“Pasukan itu secara brutal membunuh siapa pun yang bisa mereka temukan,” kata sukarelawan itu, mengutip keterangan saksi.
Relawan sudah menolong orang-orang melarikan diri dari Don Taw dan desa-desa terdekat lainnya. Menurut mereka, masih tidak jelas apakah para korban pembunuhan itu adalah anggota milisi atau warga sipil.
Laporan itu diperkuat oleh saksi lain yang berbicara kepada AP. Menurut dia, sekitar 50 tentara berbaris ke desa Don Taw sekitar pukul 11 pada hari Selasa. Tentara itu kemudian menangkap orang-orang yang tidak berhasil melarikan diri.
“Mereka menangkap 11 warga desa yang tidak bersalah,” kata saksi, yang mengaku petani dan aktivis. Ia meminta tidak disebutkan namanya demi keselamatan.
Menurut dia, orang-orang yang ditangkap bukanlah anggota Tentara Pertahanan Rakyat yang terorganisir secara lokal. Dia mengatakan para tawanan diikat tangan di belakang mereka dan dibakar.
Editor: Iswara N Raditya