Menuju konten utama

Tekan Kematian Jemaah Haji, Kemenkes Bentuk Tim Medis Darurat

Emergency Medical Team (EMT) Haji diisi oleh 15 dokter spesialis, 12 dokter umum, dan 43 perawat IGD/ICU/ER.

Tekan Kematian Jemaah Haji, Kemenkes Bentuk Tim Medis Darurat
Jamaah calon haji mengikuti prosesi puncak haji di Mekkah, Arab Saudi, Kamis (7/7/2022). Jutaan umat muslim berkumpul di Padang Arafah untuk mengikuti prosesi haji 1443 H/2022 M yang memasuki fase puncak pada Jumat (8/7). ANTARA FOTO/Handout/Saudi Press Agency/pras/nym.

tirto.id - Kementerian Kesehatan menyiapkan Emergency Medical Team (EMT) atau tim medis darurat untuk menangani kondisi kedaruratan medis pada penyelenggaraan ibadah haji 2023. Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro Susilo mengatakan tim ini dibentuk untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian jemaah haji Indonesia di Arab Saudi.

EMT ini diisi oleh 15 orang dokter spesialis yang terdiri dari bidang anestesi, penyakit dalam, bedah, saraf dan jantung. Selain itu juga disiapkan 12 orang dokter umum dan 43 perawat IGD/ICU/ER.

“Kami siapkan dokter spesialis sebagai EMT yang ditempatkan di setiap sektor sehingga kegawatdaruratan medis lebih cepat tertangani,” ujar Liliek di Jakarta, dikutip pada Jumat (19/5/2023).

EMT ini sebelumnya dikenal dengan nama Tim Gerak Cepat. Tim ini difungsikan untuk lebih dekat dengan jemaah haji dan bertugas melaksanakan deteksi dini, tanggap darurat pada kejadian kegawatdaruratan medis, dan melaksanakan rujukan jemaah haji yang membutuhkan perawatan di KKHI dan RSAS.

“Tenaga kesehatan kegawatdaruratan tersebut disiagakan untuk memberikan pelayanan kesehatan di 5 sektor daerah kerja Madinah dan 11 sektor daerah kerja Makkah yang berdekatan dengan pondokan jemaah haji,” sambung Liliek.

Hal ini dilakukan agar memudahkan akses jemaah haji kepada pelayanan kesehatan, khususnya kondisi darurat yang tidak bisa ditangani oleh tenaga kesehatan haji di kloter.

“EMT juga akan disiagakan pada pos sektor khusus yakni di Masjid Nabawi, Terminal Syib Amir Masjidil Haram, Arafah, dan Mina,” imbuh Liliek.

Liliek menjelaskan EMT disiapkan untuk terus menyertai pergerakan jemaah haji terutama pada puncak ibadah haji atau fase Armuzna.

EMT juga akan berkolaborasi dengan Tim Penanganan Krisis Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (PKP3JH), Tim Perlindungan Jemaah Haji (Linjam) dan layanan Lansia yang direkrut oleh Kementerian Agama (Kemenag).

“Dengan komitmen untuk bersinergi ini, diharapkan upaya penanganan kegawatdaruratan medis dapat dilaksanakan lebih optimal,” kata Liliek.

Baca juga artikel terkait IBADAH HAJI 2023 atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Gilang Ramadhan