Menuju konten utama

Warna-Warni Penanda Koper Jemaah Haji Indonesia di Tanah Suci

Biasanya, jemaah Indonesia menandai koper memakai pita warna-warni, tali sepatu, kuncir rambut, hingga syal.

Warna-Warni Penanda Koper Jemaah Haji Indonesia di Tanah Suci
Warna warni penanda koper jemaah haji Indonesia. (FOTO/kemenag.go.id)

tirto.id - Pemandangan unik mewarnai setiap hotel di Madinah yang menjadi lokasi kedatangan jemaah haji asal Indonesia. Koper jemaah Indonesia beda dari koper jemaah asal negara lain.

Oleh jemaah, koper besar dan koper kecil sering diberi penanda agar gampang dikenali setibanya di Tanah Suci. Sebab, koper setiap jemaah Indonesia memiliki bentuk dan desain yang sama.

Koper dengan penanda khas jemaah Indonesia ini akan berjejer di lobi hotel. Biasanya, jemaah Indonesia menandai koper masing-masing menggunakan pita warna-warni, tali sepatu, kuncir rambut, boneka kecil, tasbih, hingga syal.

Nani, salah satu jemaah, memang mengaku memberikan penanda agar kopernya gampang dicari.

"Buat tandain aja sih. Soalnya kan koper sama semua ukuran dan gambarnya. Jadi biar gampang kenalinnya," kata Nani dalam keterangan yang diterima, Minggu (19/5/2024).

"Koper yang sudah ditandai dengan tanda pribadi, dari jauh akan mudah terlihat saat dicari," imbuh dia.

Tak cuma penanda berwarna-warni, koper jemaah juga ditempeli foto para jemaah serta tanda pengenal.

Sementara itu, Kepala Daker Bandara Abdillah mengimbau calon jemaah yang akan berangkat haji untuk tak menggunakan selotip atau lakban barang bawaan secara berlebihan.

Pasalnya, koper dengan selotip berlebihan bisa menjadi target petugas bandara untuk dibongkar. Padahal, barang di koper jemaah haji tak mengandung bahan berbahaya.

“Mohon jemaah haji jangan menggunakan selotip berlebihan di barang bawaan. Sebab, hal tersebut mengundang kecurigaan petugas pemeriksaan barang di x-ray Bandara Arab Saudi. Kejadian ini terjadi di banyak kloter yang mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah," kata dia.

Baca juga artikel terkait HAJI 2024 atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Muhammad Taufiq
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Bayu Septianto