Menuju konten utama

Tak Ada di Manifes, RS Polri Sebut Keluarga Tetap Serahkan Data DNA

"Kita tidak mengacu ke daftar manifes. Nama-nama dan jumlah kita tidak mengacu ke sana."

Tak Ada di Manifes, RS Polri Sebut Keluarga Tetap Serahkan Data DNA
Petugas Basarnas mengecek barang bawaan korban pesawat lion air di posko evakuasi di dermaga JICT pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (30/10/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Pihak Rumah Sakit Polri tetap mengizinkan pihak keluarga yang merasa nama anggota keluarganya menjadi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang mendatangi posko Antemortem. Hal ini semata-mata demi mempermudah tujuan identifikasi jenazah.

Menurut Kepala Rumah Sakit RS Polri Kombes Musyafak, pihaknya tak terpaku pada data manifes penumpang Lion Air sejumlah 189. Oleh sebab itu ada kemungkinan pihak yang mendaftar ke pos Antemortem memang lebih banyak dari data manifes.

Dia juga tidak mau membatasi bahwa jenazah yang ada hanyalah orang-orang yang namanya terdaftar di manifes. Benar saja, informasi yang beredar, ada penumpang yang tidak sesuai dengan data manifes.

“Kita tidak mengacu ke daftar manifes. Nama-nama dan jumlah kita tidak mengacu ke sana. Tapi siapapun yang melapor, contoh sekarang ada 212 yang melapor ke kita dan bahkan ada informasi ada 43 melapor ke posko di Bangka Belitung,” tegas Musyafak di RS Polri, Kamis (1/11/2018).

Musyafak juga menyatakan bahwa sejauh ini sudah ada 152 jenis DNA keluarga yang diambil. Pihaknya masih menunggu, bila sesuai manifes, 37 DNA lagi dari keluarga korban.

Orangtua salah seorang penumpang bernama Arif Yustian mengaku anaknya tak ada dalam manifes seperti diberitakan Antara. Padahal anaknya menggantikan pria bernama Krisma Wijaya untuk penerbangan tersebut.

Seorang penumpang yang tak tercatat di dalam manifes menjadi korban dalam kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT-610 di perairan Tanjung Karawang Senin (31/10/2018) awal pekan ini.

Dilansir Antara, korban bernama Arif Yustian. Orangtua korban menyebut, anaknya menjadi satu dari 189 korban dalam kecelakaan mematikan itu. Namun, nama Arif tak termaktub dalam daftar penumpang yang diangkut pesawat pabrikan Boeing itu.

Iyus, demikian Arif biasa disapa, merupakan karyawan PT Sky Pasific Indonesia. Sebelum meninggal, Iyus ditugaskan perusahaanya ke Pangkalpinang, Bangka Belitung. Ia menggantikan Krisma Wijaya, rekan satu kantornya yang telah mengundurkan diri dan namanya masih tercatat dalam manifes.

Baca juga artikel terkait LION AIR JATUH atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yantina Debora