tirto.id - Berkendara di kota-kota besar Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, atau Bandung, merupakan ujian yang tak tepermanai. Cobaannya betul-betul bermacam-macam, mulai dari macet, jalan rusak dan tidak rata, pengendara lain yang ugal-ugalan, sampai tindak kejahatan.
Akibatnya, keselamatan di jalan pun menjadi sesuatu yang sulit dijamin oleh siapa pun. Pada 2022, misalnya, menurut sebuah laporan di Statista, ada lebih dari 200 ribu kasus kecelakaan lalu lintas. Dari situ, jumlah korban jiwanya pun terbilang tinggi, yakni mencapai lebih dari 27 ribu.
Tak cuma itu penyebab kematian di jalan yang cukup mengkhawatirkan. Juni 2024 lalu, Polri sempat merilis laporan mengenai tindak kejahatan curas (pencurian dengan kekerasan) dan begal. Dalam kurun Januari sampai Mei 2024, sudah ada 2.097 kasus begal dan curas.
Data di atas baru menyebutkan risiko keamanan dan keselamatan jiwa saat berkendara, belum urusan keamanan atas kendaraan bermotor yang kita miliki.
Namun, tanpa perlu berkendara pun pemilik kendaraan di Indonesia sudah rentan sekali terhadap tindak kejahatan. Ini terbukti, lagi-lagi, dari laporan Polri pada 2023. Laporan yang diterbitkan ulang oleh Katadataitu menyebutkan, selama periode Januari-November 2023, terdapat 38.438 kasus pencurian kendaraan bermotor.
Parahnya lagi, angka tersebut hanya untuk kendaraan roda dua, belum termasuk kendaraan roda empat dan seterusnya. Ini juga belum termasuk kasus-kasus macam perusakan mobil seperti yang dialami wartawan Tempopada Agustus 2024 lalu.
Pendek kata, di Indonesia ini, berkendara atau bahkan sekadar memiliki kendaraan sudah membuat seseorang jadi begitu rentan terhadap marabahaya, entah itu kecelakaan atau kriminalitas.
Menilik situasi yang ada, rasa-rasanya setiap pemilik kendaraan, baik mobil ataupun sepeda motor, perlu mempertimbangkan untuk memasang kamera dasbor atau dashcam. Kamera dasbor ini memang tidak bisa secara langsung mencegah kecelakaan atau tindak kejahatan. Akan tetapi, paling tidak, ada sedikit perlindungan yang bisa ditawarkan oleh perangkat yang satu ini.
Bagaimana Dashcam Bisa Membantu?
Salah satu fungsi dashcam adalah sebagai bukti dalam kasus kejahatan. Rekaman yang dihasilkan dapat membantu pihak berwajib mengungkap kejahatan yang melibatkan kendaraan bermotor, seperti pencurian, pembegalan, atau kecelakaan.
Dalam kasus pencurian kendaraan, misalnya, rekaman dashcam bisa memperlihatkan ciri-ciri pelaku atau bahkan nomor plat kendaraan yang digunakan. Dengan informasi tersebut, polisi dapat lebih mudah melacak dan menangkap pelaku. Begitu pula dalam kasus begal, rekaman yang jelas dan detail bisa menjadi bukti yang sangat penting untuk membawa pelaku ke pengadilan.
Selain itu, dashcam berfungsi sebagai pencegah kejahatan. Pelaku kriminal biasanya menghindari kendaraan yang dilengkapi dengan dashcam karena mereka tahu bahwa setiap aksinya akan terekam dan dapat menjadi bukti yang memberatkan. Bahkan, kadang-kadang, hanya dengan memasang stiker atau label yang menunjukkan bahwa kendaraan dilengkapi dengan dashcam, seseorang sudah dapat mengurangi risiko menjadi sasaran kejahatan.
Di luar konteks kejahatan, dashcam juga sangat bermanfaat dalam menangani kasus kecelakaan lalu lintas. Dalam kecelakaan yang melibatkan kendaraan bermotor, baik sepeda motor maupun mobil, rekaman kamera dasbor dapat memberikan bukti yang jelas dan objektif mengenai kronologi kejadian.
Rekaman tersebut bisa membantu pihak berwajib dalam menentukan pihak yang bersalah. Dengan adanya bukti visual yang dapat dipertanggungjawabkan, sengketa hukum terkait kecelakaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan adil. Proses klaim asuransi kendaraan yang terdampak kecelakaan juga akan lebih mudah.
Bahkan, saking krusialnya peran dashcam, hasil investigasi terkait suatu kecelakaan dapat berubah 180 derajat. Salah satu kasusnya pernah ditulis oleh Elena Giovannini dan kolega melalui penelitian forensik yang terbit di Forensic Science, Medicine, and Pathology (2021).
Elena menyelidiki kasus kematian seorang pejalan kaki yang ditabrak oleh truk di jalan raya. Lantaran tidak ada saksi mata di tempat kejadian, kasus ini semula dianggap sebagai kecelakaan biasa.
Namun, setelah menganalisis rekaman daschcam truk, kesimpulannya berubah. Rupanya, pria tersebut sengaja berlari ke tengah jalan saat truk mendekat. Terlebih, di detik-detik terakhir, si pejalan kaki sama sekali tak menunjukkan upaya menghindari tabrakan.
Selain sebagai perekam kecelakaan, dashcam dapat meningkatkan kesadaran keselamatan berkendara. Pengendara yang tahu bahwa setiap tindakan mereka sedang direkam cenderung lebih berhati-hati dan lebih mematuhi aturan lalu lintas. Ini bisa menciptakan budaya berkendara yang lebih baik.
Dengan begitu, pengendara menjadi lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, misalnya saat berpindah jalur, mempercepat atau memperlambat laju kendaraan, atau menghindari pengendara lain yang melanggar aturan.
Layakkah Dashcam Disebut Kebutuhan Primer?
Meski menawarkan banyak manfaat, penggunaan dashcam di Indonesia masih terbilang rendah. Salah satu masalah utama adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya memiliki kamera dasbor.
Banyak pengendara yang belum menyadari bahwa dashcam bukan hanya alat untuk merekam perjalanan, tetapi juga alat perlindungan diri yang sangat berguna dalam situasi darurat. Mereka mungkin menganggap kamera dasbor sebagai perangkat yang hanya diperlukan oleh pengendara yang sering bepergian jauh. Padahal, setiap orang berisiko menjadi korban kecelakaan atau kejahatan, sedekat apa pun jarak yang ditempuh.
Selain itu, harga dashcam yang relatif mahal juga menjadi hambatan besar. Beberapa dashcam berkualitas tinggi dibanderol cukup tinggi sehingga banyak pengendara yang enggan membelinya. Meskipun ada dashcam dengan harga yang lebih terjangkau, kualitasnya sering kali tidak memenuhi harapan, terutama dalam hal resolusi gambar atau kemampuan merekam di malam hari.
Jika dirata-rata, harga dashcam yang ada di pasaran Indonesia ini dibanderol di kisaran Rp1 jutaan. Sepintas, angka ini memang terbilang tinggi bagi kebanyakan orang Indonesia yang lebih memilih menghabiskan uang sekian untuk kebutuhan lainnya. Padahal, manfaat dari dashcam bisa jadi bernilai lebih dari itu, khususnya apabila seseorang sudah pernah menjadi korban kejahatan atau dirugikan akibat kasus kecelakaan.
Lagi pula, seiring berkembangnya teknologi, sebetulnya sudah ada beberapa dashcam yang bisa diperoleh dengan harga lebih miring. Misalnya, merek Otodash yang harganya ada di kisaran Rp300-500 ribu serta Raiton C6-S yang dibanderol Rp500 ribu.
Untuk pemilik pemula, dua merek tersebut sudah lebih dari cukup untuk sekadar mengumpulkan bukti kejahatan atau kecelakaan. Lagi-lagi, tidak bisa dibilang murah sepenuhnya. Akan tetapi, itu bisa jadi investasi berharga demi keselamatan.
Lantas, apakah kita bisa menyebut dashcam sebagai kebutuhan primer para pemilik kendaraan? Sebenarnya tidak juga. Toh, menjaga keselamatan tidak mesti diartikan memiliki perangkat seperti dashcam. Ada hal-hal lain yang lebih fundamental, seperti mematuhi aturan lalu lintas, menjaga kecepatan, atau menggunakan kunci ganda untuk mencegah pencurian.
Meski begitu, dashcam bisa memberikan rasa tenang lebih besar. Mengetahui bahwa segalanya terekam dengan baik bakal membuat para pemilik kendaraan punya "amunisi lebih” saat berurusan dengan berbagai pihak, seperti orang yang menabraknya di jalan, aparat kepolisian, serta perusahaan asuransi. Dengan kata lain, dashcam bukanlah kebutuhan primer, tetapi perannya bisa sangat krusial di situasi-situasi yang tidak diinginkan.
Penulis: Yoga Cholandha
Editor: Fadli Nasrudin