tirto.id - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengakui stok pupuk bersubsidi saat ini kurang dari jumlah yang dibutuhkan petani untuk sektor pertanian. Keterbatasan pasokan pupuk bersubsidi lantaran dari 67 jenis pupuk hanya 9 jenis pupuk bersubsidi, jumlah tersebut yang diintervensi hanya pupuk urea dan NPK.
"Hal ini mengingat pupuk itu tidak langka, tetapi kurang dari jumlah yang dibutuhkan petani untuk sektor pertanian," kata Syahrul disela Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dikutip dari Antara, Selasa (25/10/2022).
Terkait hal tersebut, Syahrul berjanji siap mengawal distribusi pupuk bersubsidi untuk mendorong ketahanan pangan. Pengawalan tersebut perlu dilakukan sehingga peruntukannya tepat sasaran.
Sementara itu, dalam acara tersebut, dia juga menjelaskan terdapat tujuh program strategis dalam pengendalian inflasi pangan yang dilakukan Bank Indonesia bersama pihaknya serta para mitra. Pertama, menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga serta menjaga daya beli masyarakat. Kedua, perluasan kerja sama antardaerah.
Ketiga, optimalisasi produksi pangan strategis melalui subsidi akut. Keempat, memperkuat komoditas hortikultura melalui dua program utama yakni gerakan tanam cabai di pekarangan dan implementasi best practice dan pengembangan klaster kelas pangan secara end-to-end.
Kelima, peningkatan pemanfaatan alsintan dan saprotan dalam rangka mendukung klaster pangan secara end-to-end. Keenam, penguatan infrastruktur digitalisasi data dan juga informasi pangan.
Ketujuh, pemanfaatan, koordinasi dan senantiasa menjaga inflasi dalam bentuk pertemuan high level meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Editor: Intan Umbari Prihatin