tirto.id - Pemerintah optimistis target pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2023 sebesar 5,9 persen dapat terealisasi. Hal itu terlihat dari sejumlah faktor pendorong ekonomi sudah mulai berangsur pulih.
"Dari sisi domestik kami memandang bahwa prospek pemulihan ekonomi nasional terus menguat, berkaca pada efek periode terjadinya komoditi boom pada 2011 dan 2012," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Paripurna DPR RI, di Jakarta, Selasa (31/5/2022).
Bendahara Negara itu mengatakan, investasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di 2023. Terutama dengan memanfaatkan harga komoditas yang tinggi, serta akselerasi transformasi ekonomi.
Dari sisi investasi publik, keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional serta pengembangan IKN Nusantara akan mendorong pertumbuhan investasi. Sekaligus menciptakan stimulasi aktivitas investor sektor swasta di masa depan.
Tidak hanya itu, membaiknya fungsi intermediasi di sektor keuangan ditandai dengan peningkatan pertumbuhan kredit perbankan turut mendorong aktivitas investasi. Selain juga dinamika yang positif di pasar modal.
"Di sisi lain, dorongan dan konsumsi masyarakat juga akan semakin menguat seiring dengan perbaikan tingkat kesejahteraan," katanya.
Kementerian Keuangan menyampaikan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal di dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023. Untuk asumsi dasar pertumbuhan ekonomi di tahun depan diusulkan pemerintah mencapai hingga 5,9 persen.
"Pemerintah mengusulkan kisaran indikator ekonomi makro yang digunakan sebagai asumsi dasar penyusunan RAPBN 2023 untuk pertumbuhan ekonomi 5,3 persen hingga 5,9 persen," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Paripurna di DPR RI, Jumat (20/5/2022).
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin