Menuju konten utama

Sri Mulyani Sebut Vaksin Pfizer Bikin Sentimen Positif Perekonomian

Sri Mulyani mengklaim sentimen positif ini juga didukung oleh perbaikan ekonomi dalam negeri.

Sri Mulyani Sebut Vaksin Pfizer Bikin Sentimen Positif Perekonomian
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan kepada media tentang Stimulus Kedua Penanganan Dampak Covid-19 di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan publikasi efektivitas vaksin Pfizer asal Amerika Serikat yang mencapai 90 persen melawan COVID-19 telah menimbulkan sentimen positif bagi perekonomian. Ia bilang sentimen itu terasa di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Melansir CNN, indeks AS Dow Jones sempat menguat hingga 800 poin per 9 November 2020. Di Indonesia IHSG juga turut menguat meski tak selekas indeks AS. Penguatan IHSG sempat mencapai 100 poin tak lama setelah pembukaan perdagangan, Selasa (10/11/2020).

“Vaksin Pfizer memberikan sentimen positif di seluruh dunia. Kemudian hasil pemilu di AS juga diharapkan bisa menimbulkan sentimen positif,” ucap Sri Mulyani dalam diskusi bertajuk Kondisi Sektor Keuangan Terkini Serta Meneropong Ekonomi 2021, Selasa (10/11/2020).

Sri Mulyani mengklaim sentimen positif ini juga didukung oleh perbaikan ekonomi dalam negeri. Ia mencontohkan pertumbuhan ekonomi RI kuartal III (Q3) 2020 sudah relatif membaik di angka kontraksi 3,49 persen relatif menjauhi posisi terburuk kuartal II (Q2) 2020 di angka 5,3 persen.

Sejumlah prediksi lembaga dunia juga mengarahkan pertumbuhan ekonomi RI akan terus membaik. Mulai dari Q4 2020 sampai 2021 nanti. Per Q4 2020, pemerintah memprediksi pertumbuhan berada di kisaran kontraksi 1,6 sampai 0,6 persen. Sementara tahun 2021 bisa di angka 5 persen.

“Dan kami melihat momentum pembalikan dari ekonomi kita. Jadi ada berbagai hal yang kita masih akan bekerja lebih keras agar kuartal IV momentumnya semakin kuat,” ucap Sri Mulyani.

Meski demikian, sentimen positif ini menurut Sri Mulyani masih akan dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya potensi gelombang kedua COVID-19. Jika sampai terjadi, hal ini sedikit banyak mengganggu perbaikan ekonomi global yang sudah mulai mengalami kenaikan usai beberapa lama mengalami penurunan atau rebound.

Baca juga artikel terkait PEREKONOMIAN INDONESIA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan