Menuju konten utama

Sri Mulyani Optimistis Kinerja Investasi Terus Membaik

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis kinerja investasi di Indonesia akan terus membaik selama 2017 seiring dengan tingginya pertumbuhan kredit dan kepercayaan pemodal. 

Sri Mulyani Optimistis Kinerja Investasi Terus Membaik
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) didampingi Direktur Jenderal Anggaran Askolani (kiri) dan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Boediarso Teguh Widodo (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Komite IV dan Tim Anggaran Komite I, II dan III DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (7/2/2017). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis kinerja investasi di Indonesia akan terus membaik selama 2017. Karena itu ia menargetkan kinerja investasi, yang hanya tercatat sebesar 4,48 persen pada 2016, bisa tumbuh melampaui 5 persen pada tahun ini.

Salah satu indikatornya, kata Sri, pertumbuhan kredit perbankan terus menunjukkan tren positif.

"Dari sisi perbankan, memiliki estimasi pertumbuhan kredit yang lebih tinggi. Ini tanda positif sebagai sumber investasi," kata Sri Mulyani di Jakarta, pada Selasa (7/2/2017) seperti dikutip Antara.

Indikator lainnya, Sri menambahkan, tingkat kepercayaan pemilik modal terhadap Indonesia juga tidak goyah meskipun tekanan global sedang menanjak intensitasnya.

"Kita juga berharap PMA (Modal Asing) maupun PMDN (Modal Dalam Negeri) akan menjadi kontributor yang tetap kuat (robust). Selama ini sudah cukup baik meskipun dalam situasi ekonomi yang sebetulnya kurang baik," kata dia.

Sri meyakini, selama kondisi fundamental ekonomi makro masih terjaga dengan baik, pelaku pasar modal juga akan mempertimbangkan untuk menambah investasi portofolio dan kepemilikan saham.

Dari sisi BUMN, penyertaan modal negara yang diberikan selama dua tahun berturut-turut pada 2015 dan 2016 diharapkan oleh Sri bisa memberikan dampak ke investasi dan pertumbuhan ekonomi mulai 2017.

"Secara keseluruhan, performa ekonomi 2016 banyak memberikan sinyal positif, meski suasana internasional cukup menekan. Kita ingin menjaga momentum positif itu di 2017," ujarnya.

Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekspor

Sri mengharapkan sektor ekspor nasional akan terus tumbuh positif di 2017 sehingga bisa memberikan kontribusi yang optimal terhadap pertumbuhan ekonomi.

Ia mencatat saat ini kinerja ekspor telah memperlihatkan pertumbuhan yang positif karena pada triwulan IV-2016 bisa tumbuh 4,24 persen (yoy), setelah sebelumnya selalu mengalami kontraksi. Untuk itu, ia meminta adanya upaya memperkuat sektor ekspor guna menjaga momentum positif yang telah terjalin, salah satunya dengan memperdalam pasar di kawasan Asia Tenggara.

"Kalau dari sesama negara ASEAN sebagai destinasi ekspor itu cukup memberikan confidence, karena negara seperti Myanmar dan Vietnam saat ini mereka tumbuh cukup tinggi," kata dia.

Selain itu, Sri Mulyani juga meminta upaya untuk mengincar peluang dari pemulihan negara mitra dagang Indonesia, yang sebelumnya sempat mengalami kelesuan ekonomi, seperti Cina dan Jepang.

"Dari destinasi pasar di Asia, seperti India, Tiongkok, Jepang juga memiliki positif momentum. Di luar itu, Amerika Serikat dan Eropa masih punya dinamika yang kita semua tahu," katanya.

Adapun mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri berpendapat kinerja ekspor relatif baik pada triwulan IV-2016 karena adanya kenaikan harga komoditas global serta pemulihan ekonomi negara maju yang telah meningkatkan permintaan.

Namun, ia mengingatkan apabila Presiden AS Donald Trump benar-benar melaksanakan kebijakan proteksionisme, hal itu bisa berpengaruh ke Cina, yang saat ini merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.

Untuk itu, Chatib menyetujui ide bahwa Indonesia harus memperkuat ekspor ke pasar Asia Tenggara. Apalagi, biaya logistik yang diperlukan tidak terlalu besar dan tarif yang berlaku sudah nol karena adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN.

"Pasar yang relatif tinggi itu di Asia, jadi arah pasar ekspor harus ke Asia, terutama ASEAN. Saat ini, logistik kita ke Thailand lebih murah daripada ke Sulawesi atau Papua. Jadi pengusaha kita harus berpikir, pasar Asia harus dijadikan target," ujar Chatib.

Baca juga artikel terkait INVESTASI atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom