tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani, menuturkan dalam penguatan pemulihan ekonomi, Indonesia berhasil membuat angka pengangguran semakin berkurang secara signifikan. Hal tersebut bisa memacu dan menambah daya beli masyarakar Indonesia.
Pada 2019 angka pengangguran di angka 5,2%. Lalu, naik kembali pada 2022 di 5,86%. Hal ini masih dinilai berdampak positif di 2022 karena pengangguran sudah tetap dibawah 6%. Walaupun, sebelumnya pada Agustus 2021 pengangguran di angka 6,49%.
“Angka pengangguran saat 2022 sudah turun secara drastic yang awal 2019 5,9% hingga 2022 sudah dibawah 6% lagi yaitu 5,9%. Ini adalah sebuah hal positif bagi Indonesia dalam membangkitkan daya beli masyarakat,” tutur Sri Mulyani dalam press conference Kemenkeu APBN kita 2023, Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Kemudian, penurunan tersebut diharapkan dapat membuat Indonesia Kembali konsisten dan mencetak pendapatan per kapita yang nantinya bisa lebih tinggi lagi dibandingkan negara lain di Asia Tenggara.
Sementara itu, pada September 2021 penduduk miskin mencapai 26,5 juta jiwa. Lalu, turun mencapai 26,2% pada Maret 2022. Hal ini dipicu oleh penciptaan lapangan kerja akibat penguatan pemulihan ekonomi yang masih berlangsung disertai program perlindungan sosial pemerintah.
“Penduduk miskin juga berkurang di angka 26,2% pada Maret 2022. Hal ini karena penciptaan lapangan kerja dan disertai perlindungan sosial oleh pemerintah,” ucap Sri Mulyani.
Jumlah penduduk miskin sempat rendah pada September 2019 mencapai 9,2 juta orang. Lalu, melonjak pada Maret 2020 diangka 9,8 juta orang dan naik kembali diangka dua digit yaitu 10,2 juta orang pada September 2020 dan turun sedikit tapi masih diangka dua digit 10,1 juta orang pada Maret 2021.
Selanjutnya, turun Kembali diangka single digit 9,7 juta orang pada September 2021 dan menurun kembali terakhir pada Maret 2022 di angka 9,5 juta orang.
Kenaikan awal jumlah penduduk miskin pada September 2020 dan Maret 2021 diakibatkan oleh terjadinya pandemi COVID-19, yang membuat banyak masyarakat sangat terdampak akibat virus ini. Alhasil, banyak masyarakat yang di PHK dan diberhentikan secara terpaksa demi menjaga kestabilan keuangan perusahaan.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang