Menuju konten utama

Menkeu: Pertambahan Penduduk Jadi Sebab Meningkatnya Kemiskinan

Srimul mengeklaim pertumbuhan ekonomi telah membuka lapangan kerja karena angka pengangguran terbuka terkoreksi dari 5,23% di 2019 menjadi 4,91% di 2024.

Menkeu: Pertambahan Penduduk Jadi Sebab Meningkatnya Kemiskinan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan pada rapat kerja dengan Komisi XI DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2024). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/tom.

tirto.id - Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani, beranggapan bahwa kenaikan jumlah penduduk miskin merupakan akibat dari pertambahan jumlah penduduk.

Berdasarkan catatan Sri Mulyani per Agustus 2024, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 25,22 juta orang atau 9,03 persen dari total populasi Indonesia. Angka warga miskin turun dari masa pra-pandemi atau tahun 2019 yang tercatat sebanyak 9,41 persen dari total populasi atau sejumlah 25,14 juta jiwa. Akan tetapi, jumlah orang miskin sejak 2019 sampai Agustus 2024 tercatat bertambah sekitar 80 ribu jiwa.

"Kalau dilihat dari jumlah orangnya memang kelihatan 25,22 juta orang karena dari tahun 2019 sampai 2024 terjadi pertumbuhan penduduk Indonesia," kata Sri Mulyani dalam rakor dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (13/11/2024).

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia per 2019 sebanyak 266,91 juta jiwa. Sedangkan sampai semester I 2024 terdapat 282,48 juta penduduk di Indonesia.

Sementara itu, Sri Mulyani pun beranggapan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sampai Kuartal III 2024 tumbuh di angka 4,95 persen telah mampu menurunkan ketimpangan atau rasio gini, yang pada pra pandemi berada di level 0,382 menjadi 0,379 di Agustus 2024.

“Rasio Gini kita yang menggambarkan rasio antara 40 persen bottom (penduduk terbawah) terhadap 20 persen yang top ini 0,379. Makin rendah berarti makin equal. Ini menurun dibandingkan situasi selama pandemi atau bahkan before pandemi,” imbuh dia.

Di saat yang sama, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga diklaim Bendahara Negara itu telah mampu membuka lapangan kerja, terutama yang berasal dari sektor manufaktur atau industri pengolahan. Perempuan yang juga dosen FEB-UI ini mencatat, ada tambahan angkatan kerja di tahun 2024 sejumlah 4,79 juta orang, sehingga penduduk Indonesia yang bekerja naik menjadi 144,6 orang.

Meski begitu, jumlah pengangguran tercatat sebanyak 7,47 juta orang pada Agustus 2024, dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 4,91 persen. Meski angka pengangguran 2024 lebih tinggi dari tahun 2019 yang sebelumnya sebanyak 7,1 juta orang, tingkat pengangguran terbuka mengalami perbaikan. Ia beralasan, tingkat pengangguran terbuka mencapai 4,91 persen pada Agustus 2024 atau turun dibanding tahun 2019 yang sebesar 5,23 persen.

“Kalau penduduk yang bekerja naik dan ada tambahan angkatan kerja berarti angka penganggurannya mengalami penurunan seperti yang terlihat di sebelah kanan. Unemployment sekarang di angka di bawah 5 persen yaitu 4,91. Ini adalah angka tren yang cukup baik,” ujar Sri Mulyani.

Baca juga artikel terkait PENDUDUK MISKIN atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Andrian Pratama Taher