tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengaku telah mendapatkan keluhan sejumlah kampus perihal mahalnya uang kuliah tunggal (UKT).
Menurut Muhadjir, uang kuliah tunggal itu memang sejak dicanangkan terus dievaluasi.
"Program baru, kemudian didiseminasi. Apa yang ada dipersepsi kita di lapangan [ternyata] enggak selalu kompatibel dan sekarang [evaluasinya] sedang dikerjakan," kata Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (7/2/2024).
Muhadjir mengaku sudah bertemu dengan rektor se-Jawa Timur, Selasa (6/2/2024). Keluhan para rektor, kata dia, ihwal tingginya UKT. Selain itu, beasiswa masyarakat tidak mampu juga berkurang. Juga ada prosedur-prosedur yang dianggap menyulitkan perguruan tinggi negeri (PTN) yang akan mengembangkan income center.
Ia mengingatkan para rektor PTN agar tidak manfaatkan statusnya untuk memperbanyak jumlah mahasiswa tanpa melihat lingkungan sekitar. Menurutnya, hal itu, merupakan keluhan perguruan tinggi swasta.
"Bahkan kemarin saya dorong agar forum PTN diperluas termasuk forum rektor swasta, sehingga bisa ngomong secara terbuka [dan] lebih luwes termasuk masalah UKT," tutupnya.
UKT Mahal Disinggung Ganjar dan Anies di Debat
Dalam debat kelima, Ganjar Pranowo berjanji akan menghentikan liberalisasi pendidikan. Hal itu disampaikan Ganjar merespons pembayaran UKT dengan menggunakan pinjaman online di Institut Teknologi Bandung (ITB)
“Hentikan liberalisasi pendidikan, hari ini berikanlah kepada para mahasiswa kita proporsi yang benar,” kata Ganjar.
Untuk menjawab tantangan pinjaman online, Ganjar-Mahfud memiliki program “satu keluarga miskin, satu sarjana’ agar tidak direpotkan pada persoalan pinjol.
“Biar para mahasiswa hari ini tetap bisa sekolah,” kata Ganjar.
Ia mengaku telah berdiskusi masalah pinjol dengan para mahasiswa di Yogyakarta. Hasilnya, dia mendapati bahwa utang dan pinjol menjadi masalah utama mereka.
Sementara capres nomor urut 1, Anies Baswedan, menyoroti masalah UKT yang menurutnya seharusnya negara hadir untuk memerdekakan anak bangsa.
“Kampus Merdeka itu baik, tapi bukan berarti merdeka untuk menaikkan ongkos, bukan berarti menggunakan segala cara untuk bisa mendapatkan dana dari mahasiswanya,” ucap Anies.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Irfan Teguh Pribadi