tirto.id - Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia menanggapi pemberitaan di Dalam Negeri yang menggunakan istilah 'Propaganda Rusia' jelang Pilpres 2019.
Melalui akun Twitternya, Kedutaan Rusia menyampaikan terdapat beberapa publikasi di media massa yang menyampaikan seakan-akan ada penggunaan “propaganda Rusia” oleh kekuatan-kekuatan politik tertentu di Indonesia.
"Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipiel Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami," demikian pernyataan Kedutaan.
Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami.
— Russian Embassy, IDN (@RusEmbJakarta) February 4, 2019
"Istilah ini sama sekali tidak berdasarkan pada realitas,' tulis Kedutaan.
Mencuatnya istilah "Propaganda Rusia" berawal dari pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa ada pihak yang menggunakan konsutan asing di Pemilu 2019.
Hal itu diungkapkan Jokowi di hadapan relawan Sedulur Kayu dan Mebel di Aula De Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019).
Jokowi tak menyebut siapa pihak yang memakai konsultan politik asing. Mantan Wali Kota Solo itu hanya menyebut konsultan asing tersebut menggunakan teori Propaganda Rusia.
Namun menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, pernyataan Jokowi itu ditujukan untuk kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Prabowo-Sandiaga.
"Sejak 2009 yang lalu, kami tahu Pak Prabowo itu didukung oleh konsultan asing. Kami jadi saksi mata dan hal tersebut adalah persoalan di mana kami membangun martabat dalam memenangkan itu," ujar Hasto usai deklarasi alumni Kolese Kanisius kepada Jokowi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Editor: Agung DH