Menuju konten utama

Soal Politik Masuk Masjid Jelang Pilpres, DMI: Tak Usah Khawatir

Mantan Wakapolri yakin situasi akan kembali seperti semula setelah Pilpres ini selesai.

Soal Politik Masuk Masjid Jelang Pilpres, DMI: Tak Usah Khawatir
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Syafruddin. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin menilai masyarakat tidak perlu Khawatir terhadap kemungkinan ceramah yang bermuatan politis di masjid-masjid di tahun politik mendatang. Sebab, Syafruddin yakin para khatib memiliki kapasitas dalam menyaring informasi yang harus disampaikan.

“Ahli bisa tahu mana yang harus disampaikan, mana yang benar, mana yang tidak,” kata Syafruddin dalam acara “Halaqah Nasional Meneguhkan Peran Khatib Dalam Melestarikan Dakwah Rahmatan Lil’Alamin” di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (22/12/2018).

Mantan Wakapolri ini menekankan, politik bukan momok yang harus ditakuti. “Politik adalah sebuah aspek untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara […] enggak usah ditakuti kalau politik itu, hanya 4 bulan selesai [Pilpres 2019],” ungkap Menpan RB.

Ia juga yakin situasi akan kembali seperti semula setelah Pilpres ini selesai. “Tidak terlalu tegang lah 2019 ini, hanya empat bulan saja. Begitu selesai konstelasi politik bulan 4 sudah selesai, Indonesia akan rukun, umat Islam akan rukun,” kata Syafruddin lagi.

Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto menyatakan, ada sejumlah penceramah yang diduga terpapar radikalisme di 41 masjid lingkungan kantor pemerintah. Data tersebut diambil dari kesimpulan survei Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M).

“Masjidnya sih enggak ada yang radikal,” kata Wawan di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, pada Selasa (20/11/2018).

Wawan mengklaim, BIN tidak menyimpulkan 41 masjid tersebut terpapar radikalisme. Namun, hanya mengidentifikasi penceramah pada masjid-masjid itu masuk dalam kategori radikal.

“Sekitar 50-an penceramah. […] Untuk membuka [namanya tidak bisa], memang ini kategori yang rahasia,” lanjut dia.

Baca juga artikel terkait RADIKALISME atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto