tirto.id - Presiden Direktur PT Adaro Energy, Garibaldi Thohir akrab disapa Boy Thorir merespons film dokumenter Sexy Killers yang menyinggung perusahaannya.
Ia mengaku belum menonton film yang diproduksi Watchdoc. Alasannya, film ini belum cukup berimbang dalam penayangannya. Ia juga menganggap film itu belum terjamin kredibilitasnya.
"Saya belum nonton. Gini lingkungan saya dan kalian beda. Lingkungan dan teman-teman saya pada gak nonton. Saya mau nonton sesuatu yang sudah proven, cover both side [berimbang]. [Lebih baik berbuat] sesuatu yang bermanfaat buat negara," ucap Boy Thorir kepada wartawan usai peluncuran aplikasi 'Umma' di Rumah Maroko, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2019).
Menurut dia, pembuat tak meminta konfirmasi terlebih dahulu kepada dirinya sebelum menyebarluaskannya kepada publik.
Sedangkan, di dalam film, ada keterangan dari orang yang disebut seperti Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan.
"Saya belum ditanya. Sebelum difilm tanya ke saya juga dong. Yang PLTU Batang ya gak [konfirmasi]. Belum ditanya [ke saya]," ucap Boy.
Ia mengaitkan penonton film ini dengan orang yang disurvei terkait kabar bohong. Menurut dia, ada 23 persen yang sadar dan tak langsung percaya setelah mendapat berita bohong, sedangkan 77 orang menerima kabar bohong.
"77 persen itu dia langsung klik [film] kayak kalian itu. Berarti kalian sudah kebawa [kabar bohong] juga tuh," ucap Garibaldi.
Film dokumenter Sexy Killers berdurasi 1 jam 28 menit dirilis awal April 2019, merupakan bagian dari Ekspedisi Indonesia Baru.
Sejak 14 April 2019, atau 3 hari menjelang pemungutan suara Pemilu 2019, film Sexy Killers dirilis di Youtube. Hingga Kamis (25/4/2019), film di chanel Watchdoc Image Youtube telah ditonton 19,7 juta kali.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali