tirto.id - Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menanggapi munculnya rekaman video Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait dugaan kampanye dalam pertemuan rutin IMF-World Bank beberapa hari lalu.
Dalam rekaman itu, terlihat Luhut dan Sri Mulyani meminta Managing Director IMF Christine Lagarde serta Presiden Bank Dunia Jim Yom Kim untuk berpose foto dengan salam satu jari. Menurut Riza, Luhut dan Sri Mulyani bersikap tidak adil dan profesional.
"Itu juga tindakan yang tak adil, tak bijak, tak profesional, berpihak pada calon. Harusnya pejabat netral," kata Riza di Kantor KPU RI, Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Berdasarkan rekaman video yang beredar di media sosial, terlihat ajakan Luhut dan Srimul agar Lagarde serta Jim Yom Kim tak mengangkat 2 jari ketika berfoto. Alasannya, angka 2 identik dengan nomor urut Prabowo Subianto dalam pilpres 2019.
"Jangan pakai 2 bilang. Not dua, not dua," ujar Sri Mulyani seperti yang terekam dalam video. "Two is for Prabowo, one is for Jokowi."
Riza berkata, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga akan melaporkan tindakan Luhut dan Sri itu ke Bawaslu RI. Menurutnya, laporan diperlukan agar para menteri sadar diri jika hendak berkampanye.
"Agar menjadi pelajaran bagi menteri dan pejabat lainnya. Harusnya mereka memberi teladan dan contoh yang baik bahwa pejabat harus adil, terbuka, transparan, independen dan bisa membedakan dimana tempatnya berkampanye dan menyampaikan kinerja pemerintahan," kata Riza.
Menkeu Sri Mulyani sudah sempat ditanyai ihwal aksinya di acara IMF-Bank Dunia itu. Akan tetapi, ia hanya tersenyum dan tak menjawab apa-apa kepada awak media.
Ia juga tak mau berkomentar ketika dimintai tanggapan soal permintaan sejumlah pihak agar Bawaslu mengusut kejadian tersebut.
"Sudah ya. Terima kasih, ya," kata Sri Mulyani dengan memasang mimik menahan tawa di Komplek Parlemen, Jakarta.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Alexander Haryanto