Menuju konten utama

Slogan Baru Jakarta Dikritik Tak Milenial dan Kurang Motivasi

Slogan baru Pemprov DKI Jakarta dikriik tidak keren, tidak milenial, serta tidak memotivasi warga Jakarta untuk memajukan ibu kota tersebut. 

Slogan Baru Jakarta Dikritik Tak Milenial dan Kurang Motivasi
Foto udara suasana gedung bertingkat di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Jumat (3/4/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/pras.

tirto.id - Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli atau MTZ menilai slogan baru Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak keren, tidak milenial, serta tidak memotivasi warga Jakarta terkait apa yang harus mereka lakukan untuk memajukan ibu kota tersebut.

"Slogan yang sekarang enggak keren, enggak milenial, dan tidak menuntun atau memotivasi warga Jakarta tentang apa yang mesti mereka lakukan untuk memajukan Jakarta," kata MTZ melalui keterangan tertulis, Senin (12/12/2022).

"Bandingkan dengan Jakarta Kota Kolaborasi," imbuh dia.

Untuk diketahui, slogan "Jakarta Kota Kolaborasi" merupakan slogan era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sedangkan, slogan era Penjabat (Pj) Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Heru Budi Hartono adalah "Sukses Jakarta untuk Indonesia".

MTZ pun mengatakan bahwa slogan baru Jakarta tidak memotivasi harapan warga Jakarta untuk kehidupan yg lebih baik di masa yang akan datang. "Mungkin Pemda DKI Jakarta yang sekarang kesulitan mencari konsultan branding (merek)," sambung dia.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik DKI Jakarta Raides Aryanto menyebut slogan baru tersebut sebagai perwujudan atas dukungan Jakarta pada Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Hal ini untuk mendukung, sekaligus mengajak masyarakat Jakarta, untuk bersinergi mengantarkan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara," tutur dia lewat siaran pers yang diterima Tirto, Senin (12/12/2022).

Baca juga artikel terkait SLOGAN BARU JAKARTA atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Maya Saputri