tirto.id - Persoalan unik akibat operasi plastik terjadi pada 2009. Sebanyak 23 perempuan asal Cina kesulitan kembali ke negaranya setelah ditahan petugas imigrasi di Bandara Shanghai Hongqiao. Mereka rupanya baru saja menjalani operasi plastik di negeri ginseng.
Para perempuan itu harus menjalani pemeriksaan cukup lama. Petugas imigrasi rupanya kebingungan karena penampilan mereka jauh berbeda dengan foto di paspor masing-masing. Hidung lebih mancung, dagu ramping, serta mata yang tak lagi sipit. Hal itu membat petugas imigrasi harus membandingkan dan mencocokkan dengan teliti dan hati-hati.
"Setelah mereka membuka topi dan kacamata hitam atas permintaan kami, kami melihat penampilan mereka yang sangat berbeda. Juga ada perban dan jahitan di sana sini," kata petugas imigrasi di Bandara Shanghai Hongqiao, Chen Tao kepada China Daily.
Dampak dari kejadian itu, beberapa rumah sakit dan klinik di Korea Selatan harus memberikan sertifkat oiperasi plastik bagi pasiennya yang berasal dari luar negeri. Sertifikat khusus itu memuat nomor paspor, visa, nama rumah sakit, serta mencantumkan lama kunjungan dan maksud berada di Korea Selatan.
Dokter Hantu Operasi
Selain penampilan yang berubah, dampak lain operasi plastik tentu saja terkait faktor kesehatan seorang pasien. Bedah plastik yang merupakan perlakuan invasif atau melukai tubuh, tentu memiliki risiko tersendiri. Mulai dari ringan seperti infeksi, hingga risiko gagal jantung yang berakibat kematian.
Dokter Wiwiet Andhika yang mendalami bidang estetika, mencontohkan operasi sedot lemak atau liposuction yang bertujuan membuat tubuh menjadi lebih ramping. Risiko paling fatal sedot lemak ternyata bisa berujung pada kematian.
Menurut Asosiasi Dokter Bedah Plastik Amerika Serikat (American Society of Plastic Surgeons ), jumlah maksimal lemak yang diperbolehkan untuk dikeluarkan sebanyak 6 pon untuk tiap kali operasi. Sebab, penyedotan lemak ternyata juga sekaligus menyedot darah. Semain banyak lemak dsedot, bakal semakin banyak darah keluar.
“Hal itu menyebabkan cairan dalam tubuh banyak yang hilang. Bisa menyebabkan pasien dehidrasi, bahkan shock atau membuat gagal jantung sehingga bisa timbul kematian,” kata Wiwiet kepada tirto.id, Senin (24/10/2016).
Peringatan Wiwiet agaknya perlu diperhatikan. Mereka yang berniat melakukan operasi plastik di Korea juga harus berhati-hati. Sebab di bisnis kecantikan yang lagi booming ini, turut bergentayangan dokter-dokter hantu operasi yang dipekerjakan di berbagai klinik yang menjamur. Muncul sebutan “Ghost Surgery” bagi para dokter yang ternyata bukan spesialis bedah plastik ini.
Seperti dilansir China Daily pada Februari 2015, pihak Association of Plastic Surgeon yang diwakili oleh Jo Soo-Young menyatakan bahwa dokter bedah plastik yang terdaftar di Korea Selatan jumlahnya tidak lebih dari 2.000 orang.
“Namun para dokter yang melakukan praktik operasi plastik mencapai 20 ribu dokter. Artinya hanya sekitar 20 persen dokter bedah plastik yang terdaftar secara resmi,” kata Jo Soo-Young.
Para dokter hantu operasi ini tak lain dokter atau asisten dokter yang belajar kepada dokter spesialis bedah plastik. Tentu saja mereka bisa melakukan standar dasar operasi meski tak memiliki izin. Maka berhati-hatilah setelah memutuskan untuk memiliki “wajah baru” melalui operasi plastik di Korea.
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti